Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Praktisi Mengajar Jembatani Kaum Profesional dan Kampus

2 Juni 2022   07:22 Diperbarui: 2 Juni 2022   07:35 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program ini diluncurkan baru-baru ini dan ingin membantu mengatasi kesenjangan antara dunia kampus dan kerja. (Foto: website Praktisi Mengajar)

KALAU Anda jeli, perkembangan kurikulum kampus kita memang selalu tertinggal dibandingkan perkembangan dunia kerja. Saat di lapangan sudah terjadi perkembangan yang luar biasa, mata kuliah-mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswi kita masih yang itu-itu saja.

Saya juga merasakannya saat dulu masih kuliah. Saat karya sastra (saya mahasiswa Sastra Inggris) saat itu sudah mulai masuk Internet, dosen-dosen dan kurikulum yang mereka ajarkan masih saja berkutat pada karya-karya kanon (karya sastra yang dianggap sebagai mahakarya di eranya). Tidak ada satupun pembahasan soal sastra Internet, sastra maya, dan sebagainya yang justru mulai berkembang saat saya kuliah tahun 2000-an.

Alhasil, muncul anggapan di masyarakat bahwa kuliah ya cuma buat memburu ijazah. Kuliah cuma membuang waktu karena kita menghabiskan waktu dan energi untuk belajar hal-hal yang belum tentu dibutuhkan saat bekerja.

Belum lagi kenyataan bahwa banyak anak muda yang mengalami fenomena 'salah jurusan'. Mereka kuliah dan lulus dari jurusan X, tapi kok saat bekerja malah bekerja di bidang Y yang notabene jauh sekali dari bidang X yang mereka geluti sebelumnya. Tak perlu menengok jauh-jauh, kita mungkin salah satu korbannya. 

Menurut saya, ini jelas sebuah gap atau jurang besar yang membuktikan betapa terseok-seoknya dunia pendidikan tinggi kita dalam menjawab tantangan dunia kerja masa kini.

Karena itu saat saya menemukan informasi dibukanya Program Praktisi Mengajar di LinkedIn, saya tertarik mendaftar. Dirancang oleh Kemendikbud sebagai jembatan antara kaum profesional dan kampus, Praktisi Mengajar seolah menjadi solusi bagi kampus yang tertatih-tatih memacu kecepatan mereka beradaptasi dengan dunia kerja yang makin pesat.

Program ini cocok bagi Anda yang memiliki dorongan besar untuk mengajar atau berbagi pengalaman dan pengetahuan terkini soal bidang yang Anda geluti di pekerjaan. Tapi ya karena Anda bukan dosen, tak mungkin untuk mengajar di kampus. Tapi membuat webinar atau kursus pun terkendala soal teknis karena perlu energi untuk merancangnya. Dan belum tentu bisa menjaring banyak peserta saat langsung mengajar.

Di program ini, Anda harus mendaftar dan mengisi profil. Tentu seperti melamar kerja, Anda harus mengisi detail latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan yang bisa Anda ajarkan nantinya bagi para mahasiswa.

Di dasbornya nanti, Anda bisa menemukan sederet keterampilan yang sedang dibutuhkan dunai kampus kita namun belum bisa diakomodasi maksimal oleh para dosen yang ada. Untuk itulah kenapa program ini ingin menjaring sebanyak mungkin tenaga profesional untuk turut membantu kekurangan pengajar ini.

Uniknya Anda bisa menentukan apakah kelas Anda nanti pro bono alias tak dibayar, atau berbayar. Sehingga Anda yang sedang membutuhkan penghasilan sampingan di saat kondisi ekonomi sulit seperti sekarang, bisa juga lho mendaftar. Tapi tentu bagi Anda yang sudah merasa cukup dengan penghasilan yang ada, buat saja kelas Anda pro bono. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun