Banyak sekali tokoh di Indonesia yang memiliki pengaruh di berbagai bidang. Namun, sayangnya hanya sebagian kecil yang sudah terdokumentasikan kisah hidupnya.
Jurnalis dan biografer (penulis biografi) Hasan Aspahani melirik peluang ini. Sebelumnya ia menulis tentang perjuangan hidup sang penyair legendaris di zaman revolusi kemerdekaan, Chairil Anwar.
Ia menyadari bahwa banyak tokoh bahkan yang berkiprah di dunia sastra belum memiliki biografi atau autobiografi sehingga akan ada lebih banyak masyarakat Indonesia dan generasi penerus yang bisa mengetahui sepak terjang mereka di masa jayanya atau sumbangsih mereka pada bidangnya masing-masing.
Kini Hasan menggarap naskah biografi mendiang Sapardi Djoko Damono. Dan selanjutnya ia merencanakan untuk menulis biografi Elvi Sukaesih, dan tertarik menuliskan kisah hidup Vina Panduwinata.
"Saya kagum dengan buku biografi tulisan Sir Walter Isaacson soal Steve Jobs. Buku itu dibuat dengan sangat baik berdasarkan ratusan wawancara," komentarnya.
Lain dengan dunia penulisan biografi di tanah air, penulisan biografi di mancanegara terutama barat sudah sangat berkembang.
Di Indonesia bidang penulisan biografi memang belum begitu bergaung. Namun, jangan salah. Jasa dan keterampilan para penulis biografi sangat dibutuhkan. Dan sebenarnya di Indonesia banyak tokoh penting yang bisa dituliskan kisah hidupnya dan keterampilan menulis biografi ini terpakai, terang jurnalis dan penyair ini.
"Sekarang ini sudah ada sejumlah nama penulis biografi tapi orang berkata mereka mahal dan harus mengantre kalau mau ditulis mereka. Itu artinya ada kebutuhan untuk itu dan menulis biografi bisa menjadi jenis pekerjaan yang menjanjikan bagi Anda yang berminat," ujarnya.
Baginya, genre biografi di Indonesia berpeluang besar untuk dikembangkan lebih jauh. Dan bagi mereka yang memiliki minat dan bakat dalam menulis.
Hal ini bisa menjadi ladang untuk berkarya bahkan di masa ekonomi lesu seperti sekarang. Bahkan bisa menjadi mata pencaharian yang menawarkan kemapanan dan prestise.
Karya-karya biografi menurut Hasan dapat digarap dengan pendekatan nonfiksi kreatif. Dengan latar belakang jurnalistik selama 19 tahun dan setelah banyak menghasilkan karya-karya puisi dan esai, Hasan kemudian menemukan bahwa ada pendekatan nonfiksi kreatif yang mengaburkan batas antara karya fiksi dan nonfiksi.