BANYAK orang lebih menyukai menjadi satu-satunya inovator di startup-nya. Namun, pemikiran semacam ini salah. Perusahaan-perusahaan sukses biasanya dimulai dan menjadi sangat besar berkat kontribusi dari dua orang pendiri atau bahkan lebih. Instagram dibuat oleh dua orang, Twitter didirikan oleh  4 orang. Di Indonesia sendiri, tiket.com didirikan oleh 4 orang entrepreneur.
Agar mendapatkan rekan pendiri yang cocok dan serasi dengan Anda, diperlukan sejumlah persamaan pandangan fundamental seperti misi dan visi dalam bekerja nantinya. Menurut venture capitalist dan serial entrepreneur Guy Kawasaki, kesamaan ini mencakup kesamaan perspektif dalam hal-hal yang dibutuhkan konsumen, bagaimana pasar akan berkembang, bagaimana teknologi akan berubah dan sebagainya.
Terkait skala bisnis, Guy juga menjelaskan bahwa hal itu juga perlu dicari dalam diri calon rekan pendiri Anda. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan:
- Jenis perusahaan seperti apa yang kita ingin dirikan dan jalankan?
- Seberapa besar perusahaan yang kita miliki nantinya?
- Apa yang akan menjadi nama perusahaan kita kelak?
Mengenai komitmen bisnis, Anda harus menyodorkan pertanyaan pada calon rekan pendiri Anda sebagai berikut:
- Apakah prioritas pribadi kita?
- Pengorbanan apakah yang akan kita lakukan?
- Berapa lama kita akan melakukan ini?
Meskipun harus memiliki kesamaan dalam sejumlah pemikiran dasar sebagai pendiri bisnis, para pendiri tidak seharusnya selalu berpikir seragam.Â
Dalam hal-hal apa saja mereka diperkenankan atau memang harus memiliki pandangan yang berbeda dari yang lain? Guy mengatakan para pendiri startup harus memiliki keragaman/ perbedaan dalam hal keahlian dan ketrampilan. Ini dimaksudkan agar bisa saling melengkapi. Jangan lupa juga untuk menanyakan: "Apa yang kita semua tidak bisa lakukan?", karena dengan menanyakan pertanyaan itu, Anda akan bisa mencari staf yang melakukannya dengan lebih baik dari Anda dan sang rekan pendiri.
Orientasi para pendiri juga perlu bervariasi. Siapa yang memiliki mikroskop (baca : kemampuan untuk mengurusi aspek teknis dan detil yang rumit)? Siapa yang memiliki teleskop (baca: kemampuan untuk mengelola bisnis secara makro dan memprediksi tren bisnis di masa depan)? Dan yang tak kalah penting, siapa yang memiliki giroskop (baca: ketrampilan bernavigasi, menjalankan operasional sehari-hari bisnis)?
Perspektif di antara para pendiri startup pun tidak kalah penting. Usia, bidang ketrampilan dan pengalaman, jenis kelamin dan sebagainya juga dapat dibahas di sini, kata Guy.
Semua poin itu perlu dibahas sejak awal. "Jangan terburu-buru dan lakukan dengan benar. Pikirkan tentang 'pernikahan'," terang Guy.
Agar tim startup Anda tidak terjebak pada penciptaan kesan palsu untuk menarik investor, Guy mengingatkan untuk merekrut karyawan dengan tujuan memperkuat tim. Itulah yang utama. "Rekrutlah orang untuk memperkuat tim, bukan untuk membiayai pengeluaran mereka," Guy berujar. Ia  ingin menegaskan bahwa jangan sampai staf yang Anda pekerjakan malah menjadi beban bagi startup.