Hingga satu saat sinyal operator kembali kuat dan tuhan kecil bernama GPS di ponselnya itu kembali berbicara dengan ceriwisnya, memandu kami ke rute yang semestinya sudah kami tempuh beberapa jam sebelumnya.
"Apakah kau tahu jalur ini?" tanya saya memastikan karena tak mau tersesat lagi. Begitu ia mengangguk, saya lega. Saya merebahkan kepala di jok belakang. Ia mengemudi dengan santai karena telah menemukan rute yang sudah ia hapal baik.Â
Akhirnya kami sampai juga di tujuan.
Mungkin seperti itulah seharusnya juga ia mencari Tuhan. Percaya, setengah percaya atau tidak percaya, jalani saja. Sebab pada akhirnya akan bertemu juga. Walaupun itu artinya menghabiskan seluruh hayat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H