Mohon tunggu...
Aisyah Elshinzy
Aisyah Elshinzy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just call me Aisyah (^_^)' You can find me at Twitter: @AisyahElshiinzy Facebook: AisyahElshinzy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Special itu Kamu

16 Juni 2013   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lagi-lagi aku punya alasan untuk menulis, ketika hatiku ingin bicara, ketika hatiku ingin didengar…tapi aku tak mampu untuk bicara menyampaikan semuanya, jadi kubiarkan saja tangan ini yang menuliskan semuanya, entah akan dibaca atau tidak oleh seorang yang kutuju…aku tidak peduli, yang penting aku sudah menulisnya. Tulisan yang akan membuat hatiku lega, karna tidak perlu menyimpan segalanya sendiri.

Dalam hidup ini semua orang pasti punya seseorang yang special di hatinya, entah sudah ditemukan atau belum suatu saat ruang kosong di hati itu pasti memiliki seseorang yang akan singgah. Tidak terkecuali aku, aku sudah menemukan yang special untuk hatiku… bukan, bukan aku yang menemukan seseorang itu tapi hatiku lah yang menunjukkan bahwa dialah orangnya. Hatiku bilang “dia special”dan aku selalu percaya pada kata hati, dia begitu special hingga dia mampu membuatku selalu merasa nyaman ketika aku berada dekat dengannya.

Dia begitu berbeda, sepanjang yang kutau dia memang berbeda meskipun tidak banyak yang kutau, di mataku dia berbeda. Ada yang bilang beda itu istimewa, ya aku setuju. Dia berbeda dan dia memang istimewa. Dari perkenalan aneh itu, dia mengenalku sebagai seorang gadis lucu yang dia bilang aku selalu mampu membuatnya tertawa, dia juga pernah bilang kata-kataku membuatnya tersenyum sendiri yang dia kira itu konyol. Saat itu betapa senangnya aku mendengar dia bahagia karna aku, tapi dibalik itu aku juga sedih…bagaimana jika suatu saat nanti aku tak mampu lagi membuatnya tertawa? Dan itu sudah terbukti sekarang, aku tidak selalu bisa menjadi lucu, aku tidak selalu bisa menjadi seperti yang dia mau, dan itu sangat menyedihkan.

14 february 2013 lalu adalah pertama kali dia menyapa, entahlah hari itu aku begitu antusias menanggapinya padahal aku tidak pernah mudah untuk menanggapi orang lain terlebih orang itu adalah orang asing. Saat itu dia menjadi orang asing, aku tidak sekalipun mengenalnya tapi aku bicara dan terus bicara, tanpa bosan dia juga menanggapiku. Aku tidak tau mengapa dia yang mudah masuk dalam kehidupanku, yang biasanya kehidupanku tidak pernah kuberi celah untuk orang asing masuk dalam kehidupanku begitu saja. Dan sekarang dia bukan lagi menjadi orang asing, dia sudah menjadi seseorang yang paling special di hati dan kehidupanku, dia pacarku namanya Imam Chanafi, aku memanggilnya Kang Han.

Semenjak mengenalnya aku punya kebiasaan-kebiasaan baru, yang terkadang membuatku tertawa geli sendiri saat mengingat kebiasaan itu. Aku memang suka menulis, biasanya aku menulis dan menyoret-nyoret di buku kecilku, tapi semenjak mengenalnya aku punya media tambahan untukku menulis, sebut saja kalender. Setiap hari aku suka melihat tanggal menghitung hari seberapa banyak waktu aku mengenalnya, setiap ada hal yang terjadi entah itu sedih ataupun senang pasti kulingkari hari kejadian itu di kalender dan kemudian kuberi judul, begini contohnya:


14 february 2013 (One day, I know Kang Han),

26 february 2013 (The first time, I meet Kang Han. I like him ^_^ ),

2 Maret 2013 (The second time meet Kang Han)

8 Maret 2013 (Dinner with Kang Han)

13 Maret 2013 (Pertama kali Kang Han bilang kangen. Sukaaaa ^_^)

16 Maret 2013 (at Batu and Suhat with Kang Han)

4 April 2013 (Lost Contact >_<)

6 April 2013 (With you tonight)

14 April 2013 (With you tonight)

22 April 2013 (The firstnya Kang Han bilang sayang sama aku ^_^)

12 Mei 2013 (Aku dan Kang Han jadian ^_^) …. Hari paling special (^_~)’

Dan masih banyak lagi coretan-coretanku yang lainnya, masih tentang dia dan hanya tentang dia. Kalenderku sampai kelihatan kotor karna coretan-coretan itu tapi aku tidak peduli. Aku suka dengan kebiasaan baruku karna jika suatu saat aku ingin menulis ceritaku dengannya, coretan itu akan membantuku untuk mengingat setiap kenangan yang ingin kutulis. Mungkin jika dia membaca kalender itu dia akan berpikir aku ini kurang kerjaan banget, hahah. Yah, kurang kerjaan memang tapi aku suka. Aku suka dengan kebiasaan-kebiasaanku setelah mengenalnya. Pertama kali aku bertemu dengannya malam itu, dia mengajakku ke sebuah tempat yang bernama “Cangkir Jawa” at Suhat Malang. Anehnya malam itu tepat saat aku duduk berhadapan dengannya, terdengar di tempat itu lagu kesukaanku yang berjudul Fix You milik Coldplay. Seolah itu pertanda bahwa lelaki yang berhadapan denganku saat itu adalah lelaki special yang dikirimkan Tuhan untuk membantu membenahiku, yang sebelumnya hidupku telah brantakan karna luka lama yang tidak kunjung sembuh. Dan yang paling membahagiakan adalah dugaanku itu benar, dia memang telah membenahiku hingga aku lupa pada semua luka yang pernah ada, dia melengkapiku dengan semua warna yang ia bawa dalam kehidupanku. Dia memang special.

Setelah tanggal 12 Mei 2013 itu, aku tidak bertemu dengannya selama 30 hari. Entah bagaimana menjelaskannnya…rasanya 30 hari itu adalah waktu yang sangat panjang kulalui tanpa sekalipun melihat wajahnya secara langsung. Dari ituaku mulai paham tentang betapa berharganya waktu, ketika aku bertemu dengannya sebentar saja… itu lebih berharga dari padatidak bertemu dengannya sekalipun. 30 hari tanpa melihatnya, 30 hari aku tau rindu itu benar-benar sakit. Dan hanya dia yang bisa menyembuhkan sakit itu.
Dia sungguh special, dan andai aku juga menjadi sosok paling special di matanya. Aneh ya, harusnya aku tidak berandai-andai karna aku pacarnya dan tentu saja dia akan memandangku special tapi nyatanya tidak begitu. Jika saja aku special, dia pasti akan membiarkan masa lalu tetap dibelakangnya, tapi dia tidak melakukan itu. Dia membawa masalalunya kemana pun dia pergi, bahkan ketika bersamaku masalalu itu masih tetap ada bersamanya. Masalalu itu ada pada cincin di jari manisnya, cincin itu sederhana… tapi tidak sesederhana hatiku melihatnya. Cincin itu melukai hatiku, cincin itu membuatku merasa tidak special, cincin itu milik kekasihnya terdahulu, kekasihnya yang sudah pergi untuk selamanya…cincin itu cincin yang mungkin tidak akan pernah ia lepas ketika ia berkata “aku menghargai pemberiannya, itulah sebabnya aku masih memakainya di jariku”, kalimat itu membuatku terdiam, dan tak ada lagi kata yang harus kuucapkan selain berusaha mengerti, selain berusaha terlihat baik-baik saja. Tapi aku tau, munafik jika aku bilang aku baik-baik saja, karna faktanya memang tidak begitu. Biar kupalingkan saja mataku, biar saja cincin itu masih ada… dan biar saja mataku hanya melihat ke dalam matanya saja, karna ketika itu aku merasa damai, meskipun sesungguhnya aku tidak pernah mampu membaca hatinya lewat tatapan itu. Dan sekeras apapun usahaku untuk tidak melihat cincin itu, aku pasti akan melihatnya juga…dan itu sakit.

Andai saja aku mampu membaca hatinya, mungkin aku tidak perlu merasa khawatir akan perasaanku sendiri, tidak perlu merasa takut pada hal-hal yang tidak seharusnya kutakutkan tapi kini aku benar-benar merasa takut… karna semakin lama, seiring berjalannya waktu…aku takut rasa sayangnya untukku akan berkurang, semakin berkurang hingga akhirnya hilang dan tak mampu lagi kugenggam. Saat itu hal yang tersulit adalah belajar untuk rela, belajar untuk tegar… dan aku belum siap untuk itu semua. Aku benar-benar merasa takut…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun