Mohon tunggu...
Aini Nur Latifah
Aini Nur Latifah Mohon Tunggu... -

@aininurlatifah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai-nilai Pancasila Masihkah Terjaga?

2 Juni 2014   16:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal juni yakni pada tanggal 1 juni, selalu diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Namun pertanyaannya, apakah diera modernisasi ini apakah nilai-nilai luhur pancasila yang katanya dasar negara Republik Indonesia itu masih terjaga atau bahkan sudah hilang terkalahkan zaman?

Pada kenyataannya, jika dilihat darisudut pandang pribadi nilai-nilai luhur pancasila kini kian memudar. Mengapa dikatakan demikian? Lihatlah para petinggi negeri yang seharusnya menjadi panutan dan suri tauladan yang baik untuk rakyat justru malah melakukan tindakan korupsi merampas hak rakyat tidak mencerminkan pemimpin pro rakyat justru malah menjolimi rakyat. Apalagi tindakan korupsi sudah merambat ke departemen agama dimana seharusnya nilai pancasila yang pertama itu ditanamkan dengan baik. Setelah kasus korupsi pengadaan alquran, kemudian yang baru-baru ini korupsi dana haji kemudian apa lagi? Ironis sekali. Dimana nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama ketika para pemimpin melakukan tindakan korupsi yang tentunya dilanggar oleh negara dan bahkan oleh semua agama?.

Akhir-akhir ini masyarakat indonesia juga dikejutkan oleh beberapa kasus kekerasan dan tindakan pelecehan seksual yang korbannya merupakan anak-anak dibawah umur yang merupakan gerasi penerus bangsa. Tindakan yang tentunya sangat tidak manusiawi dan tidak mencerminkan nilai-nilai-kemanusiaan. Dimana nilai “Kemanusiaan Yang Adildan Beradab” sebagai sila kedua?

Hanya dalam hitungan bulan juga, negara kita akan memilih presiden baru tepatnya pada tanggal 09 Juni 2014.Komisi Pemilihan Umum sudah menentukan dua pasangan yang akan melaju pada pemilihan presiden nanti, nomor urut pertama ada pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Sedangkan pada nomor urut kedua ada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang memaknai nomor urutnya sebagai simbol keseimbangan. Namun, selama sepekan ini banyak sekali kampanye hitam yang terjadi baik pada pasangan calon presiden nomor urut satu maupun calon presiden nomor urut dua. Tim sukses kemenangan keduanya pun mencoba menjatuhkan lawan masing-masing dengan persaingan yang tidak sehat. Saling menyerang satu sama lain. Dimana nilai “Persatuan Indonesia” sebagai sila ketiga jika rakyatnya saling berseteru dan saling menjatuhkan?

Pemilihan calon legislatif juga menyisakan laporan-laporan dari beberapa caleg ke Mahkamah Agung karena ketidakpuasan serta merasa ada kecurangan yang terjadi seperti penggelembungan suara, politik uang dan kecurangan lainnya. Banyak sekali kecurangan yang terjadi yang dilakukan oleh para calon legislatif. Apa hal semacam ini yang dinamakan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” sebagai sila keempat?

Jika masih banyak rakyat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, bertempat tinggal di pemukiman yang tidak layak, kelaparan, anak- anak tidak memperoleh pendidikan sehingga menjadi pengemis dan pengamen jalanan, rakyat miskin sakit tidak dipedulikan sedangkan para petinggi hanya duduk manis menikmati fasilitas negara dan menikmati hasil korupsi. Apa ini yang dinamakan “Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia” sebagai sila kelima?

Pancasila, kini engkau mulai terlupa. Bagaimana nasib bangsa jika lima nilai dalam dasar negara itu tak lagi ada? Semoga nilai-nilai pancasila ini tidak hanya digaungkan pada saat upacara bendera saja tapi juga tertanam dalam jiwa-jiwa yang mengaku mencintai indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun