Mohon tunggu...
Ahmad Fiqhi Fadli
Ahmad Fiqhi Fadli Mohon Tunggu... -

An effort to study

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketidaksehatan Psikologis Masa Kini

17 September 2014   02:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hidup bagaikan roda yang berputar, terkadang kita berada di bawah ataupun di atas. Namun dari bawah menuju keatas rasanya membutuhkan berbagai pengorbanan dan kerja keras. Berbeda dengan dari atas ke bawah yang terkadang hanya karena 1 kelalaian saja. Tidak sedikit orang yang kaget akan keberhasilannya sehingga dia kurang bisa mengontrol dirinya sampai suatu saat itu membuatnya gila dan lupa diri. Namun lebih banyak lagi orang yang menjadi gila karena bangkrut atau jatuh dalam keadaan miskin setelah berapa lamanya dia menikmati kekayaannya.

Hidup selalu adil, namun terkadang kita tidak mengetahui realita terselubung yang ada dalam kehidupan kita. Tak bisa disangkal, ketika kita berada dalam posisi di bawah atau sedang di uji oleh sang Rabb dalam hati kita bertanya “mengapa hidup ini tidak adil?”. Namun ibu saya selalu berkata pada saya untuk selalu berhusnudzon kepada Tuhan, selalu berpositivethinking pada keadaan yang ada dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan, karena ketika kita mesyukurinya tatkala Tuhanakan selalu menambah nikmat-Nya pada kita. Sesekali ketika mengingat kata itu saya melakukannya. Namun saya adalah seorang remaja yang masih haus akan pengalaman duniawi dan ukhrawi sehingga saya kurang bisa meneladani nasihat ibu yang diberikan kepada saya.

Sebagai seorang remaja saya juga terkadang merasakan mood swing ketika menghadapi sesuatu. Namun saya bersyukur memiliki mama seperti beliau yang mengerti kehidupan remaja dan segala masa lalu saya. Walaupun resiliensi saya rendah, namun nasihat dan prakata orang di sekitar saya selalu membangkitkan semangat saya untuk meyelesaikan masalah yang saya hadapi.

Banyak dari remaja di negri barat yang melakukan bunuh diri.Salah satu alasannya karena resiliensi merek rendah dalam menghadapi berbagai masalah yang menghadang.Selain itu juga dikarenakan mereka merasa tidak mampu dalam menghadapi masalah yang dating kepada mereka dan juga mereka tidak mempunyai rekan dalam berbicara atau sharing. Bunuh diri juga merupakan problem psikologi yang sangat mengancam sejak tahun 1958.Lihat saja di Negara Sakura, 100.000 penduduk jepang diantaranya ada 25 orang yang meninggal akibat bunuh diri.Pada urutan pertama diduduki oleh negara Jerman dengan angka 37 orang dari 100.000 penduduk yang meninggal akibat bunuh diri.Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya dalah 10 kali lebih besar dari angka kematiannya karena cepat mendapatkan pertolongan.Namun skearang bunuh diri menjadi trend para remaja yang tampaknya meningkat.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan.

Berita tentang bunuh diri kian lama kian meningkat karena banyaknya factor yang menjadi penyebab masalah dalam hidup.Era moderisasi juga nampaknya patut disalahkan karena pada era sekarang banyak dari penduduk di perkotaan yang lebihmengutamakan pekerjaannya daripada keluarganya. Padahal usia remaja sangat membutuhkan perhatian dan tuntunan yang lebih dari orang tua Karena masa transisi yang sedang ia hadapi. Namun kebanyakan orang tua merasa anaknya sudah deawasa ketika anak masih dalam tahap remaja.

Pada problem yang sudah saya jabarkan di atas diharapkan dengan sangat oleh para orang tua agar dapat menjadi sahabat dan meluangkan waktu beberapa jam dalam sehari untuk berkomunikasi atau menjadi tempat curhat untuk anak-anaknya. Mari kita bersama mewujudkan generasi yang sehat dan terdidik.

by: Ika MIftachur Rachmah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun