Mohon tunggu...
Ahmad Fiqhi Fadli
Ahmad Fiqhi Fadli Mohon Tunggu... -

An effort to study

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paranormal, Dukun, dan Psikologi?

24 September 2014   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:43 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan kali ini penulis tertarik dengan membicarakan tentang perbedaan tentang normal, abnormal, dan paranormal. Jelas sekali bahwa normal merupakan kata paling standar pada kehidupan manusia. Karena jumlah orang normal pastinya jauh lebih banyak daripada orang abnormal atau orang yang kita sebut sebagai paranormal.

Pada Wikipedia bahasa Indonesia disebutkan bahwa dalamperilaku,normal adalah istilah yang dikenal untuk setiap makhluk hidup bahwa tidak ada perbedaan signifikan dengan kelompoknya, meskipun dalam derajat yang bervariasi, setiap hidup yang memiliki perbedaan apa pun biasanya tidak diperhitungkan, dimana penggunaan Kata yang normal hanya bisa subjektif. Namun istilah ini seringkali bukan yang paling tepat untuk mendefinisikan apa-apa, karena semuanya berbeda satu sama lain dan tidak ada titik acuan untuk berbicara sebagai "normal".Namun kita memiliki nilai, pandangan, atau standar masyarakat yang berbeda pula. jadi istilah sederhananya normal adalah hal yang wajar di mata masyarakat kita.

Kemudian, pengertian abnormal sesuai dengan perkuliahan yang saya dapatkan bahwa Abnormal merupakan sesuatu yang tidak sesuai atau menyimpang dengan kategori umum. Sehingga bisa dikatakan bahwa abnormal merupakan kebalikan dari kata normal. Lantas bagaimana dengan paranormal?

Paranormal dalam pandangan masyarakat selama ini adalah seseorang yang menggunakan kekuatan indera keenam untuk melihat sesuatu yang jauh ke depan. Namun ada orang-orang tertentu yang sanggup melakukan hal itu dan mampu melihat sesuatu yang tidak mampu dilihat oleh orang kebanyakan. "Orang-orang tertentu" inilah yang biasa disebut paranormal.

Paranormal berasal dari bahasa Yunani. ‘Para’ artinya ‘di luar’ atau ‘melampaui’, dan normal. Paranormal berarti sesuatu di luar normal atau melampaui hal-hal normal. Secara definitif, paranormal adalah istilah yang digunakan untuk segala jenisfenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psike) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.

Dari pengertian yang penulis dapatkan apakah paranormal dapat dikatakan sebagai abnormal positif? Telah disebutkan diatas bahwa paranormal merupakan orang-orang tertentu yang melampaui batas normal orang awam. Karena mereka di karuniai atau dianugrahi oleh Allah SWT untuk dapat melihat, mengenali, atau sekedar mengetahui apa yang terjadi di alam lain. Masyarakat umum biasanya mengartikan sama antara paranormal dan dukun. Bagi masyarakat sesuai dengan sample beberapa orang yang penulis tanyakan bahwa perbedaan antara paranormal dan dukun adalah “paranormal itu bahasa modernnya normal mbak, sebenarnya ya sama saja, tapi kalau dukun itu hanya lebih tradisional saja mbak” (dikutip dari salah satu jawaban masyarakat).

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain sebagainya. Dukun terdapat di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. perlu digaris bawahi dalam kalimat dukun adalah orang yang menobati, menolong, member jampi-jampi dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan paranormal yang hanya mnegetahui saja.

Namun perlu ditekankan bahwa psikologi berbeda halnya dengan dukun. dukun mengobati orang yang sebagian besar mengalami masalah dengan mistis. cara menyembuhkannyapun berbeda yakni dengan cara memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna atau yang lainnya. Sedangkan psikologi berkecimpung dalam hal penyimpangan atau kelainan mentalyang terdapat pada seseorang. Karena psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan pada seseorang. Mempelajari, berarti psikologi mempunyai ilmu dan panduan dengan skala internasional untuk menyatakan atau berargumen atau juga menilai seseorang dengan ilmu yang telah didapatkan.

by : Ika Miftachur Rachmah/12410105

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun