Mohon tunggu...
Arnanda Gurning
Arnanda Gurning Mohon Tunggu... -

jong batak

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cerita Mahasiswi Universitas Gadjah Mada Asal Jawa (Boru Jawa) di Ubun-ubunnya Orang Batak

8 Oktober 2014   18:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami sampai di desa Ginolat, kecamatan Sianjur Mulamula jam 12 malam. Seturunnya kami dari mobil, kami langsung dipersilahkan masuk ke sebuah rumah dan dengan sekejap merasakan kehangatan, karena di luar begitu dingin. Tuan rumah menghidangkan kami teh hangat dan makanan ringan. Setelah itu kami tertidur pulas. Saat pagi pertama di Ginolat, saya sebagai orang Jawa yang tumbuh besar di kota, menganggap bahwa saya telah tersesat di sebuah negri dongeng.  Pemandangan yang begitu indah, suasana yang begitu nyaman membuat saya merasa seperti dalam suatu mimpi indah. Udara sejuk menyambut pagi saya, terlihat bukit-bukit yang mengelilingi desa, dan sejauh mata saya memandang, tampak tiga buah air terjun di perbukitan tersebut, sungguh karya ciptaan Tuhan yang begitu indah.

Pengabdian kepada masyarakat dan petualanganpun dimulai. Selesai membersihkan dan membuat basecamp menjadi senyaman mungkin, saya beserta teman-teman satu tim bersosialiasi ke masyarakat dengan keliling desa ,berkunjung ke rumah-rumah dan berbincang-bincang serta memperkenalkan diri bahwa kami mahasiswa yang akan hadir dan berpartisipasi dalam membangun Ginolat selama satu setengah bulan ke depan. Dan sangat sangat sangat di luar dugaan saya, yang awalnya saya pikir bahwa masyarakat batak itu cuek, galak, seram, dan tidak ramah ternyata itu semua salah, mereka sangat ramah dan menyenangkan dan mereka juga menyambut kehadiran kami dengan baik.

Hari demi hari saya lalui, di mana banyak pengalaman baru yang menarik. Rasa betah dan nyaman pun mulai terasa. Hal ini mungkin sesuai dengan salah satu peribahasa dalam bahasa jawa “witing tresna jalaran saka kulina” yang artinya tumbuhnya rasa cinta karna terbiasa. Saya mulai jatuh cinta dengan keadaan dan suasana di tempat ini. Bukan hanya karena terbiasa, namun juga karna keadaan dan suasana yang mendorong kita untuk jatuh cinta dengan tempat ini. Pantas saja banyak para perantau yang kembali ke desa tersebut pada hari tua untuk menikmati sisa waktu hidupnya di tempat ini. Bagaimana tidak jatuh cinta bila setiap hari disuguhi dengan udara yang sejuk, pemandangan pegunungan yang sangat indah, hamparan sawah hijau yang menyejukkan mata, burung-burung bangau cantik yang berterbangan,serta banyak mata air yang sangat jernih dan juga masyarakat yang ramah.

Seiring dalam menjalankan tiap-tiap program tim, saya semakin mengenal daerah tersebut dan makin menemukan banyak harta karun yang terpendam. Mengapa saya sebut harta karun? Karena banyak orang di luar sana yang tidak tahu tentang hal tersebut bahkan teman-teman saya yang orang batakpun tidak tahu. Apakah hal tersebut? Ya, potensi wisata di daerah ini. Tahukah kamu bahwa Sianjur Mulamula adalah asal mulanya orang batak? Di kecamatan ini terdapat gunung Pusuk Buhit,yang konon katanya tempat di mana pertama kali Si Raja Batak menginjakkan kakinya di bumi. Dari puncak gunung tersebut, kita dapat melihat danau toba dan pulau samosir yang sangat indah dari ketinggian sekitar 1800 dpl, dan dari atas sana kita dapat meng’iya’kan slogan yang telah dibuat olaeh pemerintah Samosir yaitu “Samosir Negri Indah Kepingan Surga”. Selain itu, di kecamatan ini terdapat situs-situs budaya seperti Aek Sipitu Dai, Batu Sawan, Batu Hobon, Kampung Si Raja Batak, Sianjur Mulamula, Rumah Si Raja Batak, Aek Bintatar, dan masih banyak lagi. Selain itu juga ada air terjun yang sudah mudah untuk dijangkau wisatawan yaitu air terjun Hadabuan Nai Sogop.  Masih ada empat air terjun lagi yang belum dapat dijangkau oleh wisatawan, namun masih bisa dilakukan pembukaan track untuk menuju ke air terjun tersebut. Untuk wisata geologi, juga terdapat geosite di kecamatan ini, yang mana geosite tersebut merupakan sisa letusan Gunung Purba Toba yang sangat terkenal hingga manca Negara.

Satu setengah bulanpun terasa yang sangat cepat di tempat itu. Saya rasa , waktu satu setengah bulan kurang untuk mengembangkan potensi wisata di daerah tersebut. Namun apa daya, memang hanya waktu itu yang kami miliki. Seperti berlian yang makin digosok,semakin indah dan berharga, begitu juga daerah ini ,tinggal diasah sedikit lagi, maka keindahan dan nilai jual wisata di Kecamatan Sianjur Mulamula ini akan semakin meningkat. Wisatawan yang datang pasti akan terkagum oleh keindahan alam yang memanjakan mata dan hati mereka. Jadi apa yang perlu diasah lebih lagi? Yaitu masing-masing obyek wisata agar lebih nyaman lagi untuk dikunjungi dengan fasilitas yang nyaman, serta pola pikir masyarakat yang harus  disiapkan untuk dapat bersikap tepat dalam menjadi tuan rumah dari suatu daerah wisata, bersikap tepat dalam menyambut para wisatawan.

Saya berharap suatu saat nanti dapat kembali berkunjung ke daerah tersebut dan mengajak keluarga saya untuk membagikan keindahan alam ciptaan Tuhan tersebut kepada mereka. Sungguh bangga dapat menjadi salah satu bagian yang sudah ikut mengasah potensi wisata di daerah tersebut. Sungguh pengalaman yang sangat berharga. Harapan saya, potensi wisata di daerah tersebut diasah lagi untuk mengembangkan pariwisatanya sembari saya melakukan publikasi tentang potensi wisata di daerah tersebut, karena hanya itu yang dapat saya lakukan dari Jogja. Mungkin sekian yang dapat saya ungkapkan melalui tulisan, namun sesungguhnya masih banyak lagi hal-hal yang tidak dapat diungkapkan dengan tulisan. Selamat berkunjung ke kecamatan Sianjur Mulamula, dan ciptakanlah pengalaman indah yang tidak akan terlupakan J

Pusuk Buhit (ubun-ubunnya orang Batak)

14127411871348180180
14127411871348180180

Batu Hobon

14127417671386939914
14127417671386939914

Air Terjun Hadabuan Nai Sogop

14127409251409843096
14127409251409843096

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun