Mohon tunggu...
Agung Fadhilah
Agung Fadhilah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketidakadilan dalam Sebuah Keluarga

27 November 2014   18:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai keluarga, pasti yang pertama kali muncul di benak kita adalah ayah, ibu, anak. Yahh mereka adalah komponen penyusun sebuah keluarga. Keluarga sendiri memiliki artian unit terkecil dalam suatu masyarakat yang mana anggotanya terdiri dari ayah ibu dan anak. Setiap individu dalam suatu keluarga mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing, ada yang bertugas mencari nafkah dan melindungi keluarganya (ayah), ada juga yang mengatur keuangan keluarga dan mengayomi sang buah hati (ibu), dan ada juga yang tugasnya bealajar dan hanya melakukan kegiatan yang mampu membuatnya senang (anak). Semua lengkap dan terstruktur dengan rapi dalam sebuah keluarga.

Dalam sebuah keluarga juga sering terjadi proses sosialisasi baik antar ayah-ibu, ayah-anak, ibu-anak. Sosialisasi dalam sebuah keluarga bertujuan membuat keluarga tersebut menjadi keluarga yang harmonis, yang mana anggota keluarganya satu sama lain saling berkomunikasi. Namun ada satu anggota keluarga yang teramat hebat jasa-jasanya dibandingkan dengan yang lainnya. Dia adalah IBU , seorang manusia yang dilahirkan dan ditakdirkan menjadi malaikat bagi anak-anaknya. Semua jasa yang dilakukannya untuk anak-anaknya amatlah tak ternilai harganya. Mengapa ? sebab kasih sayang seorang ibu terhadap anak lebih tulus dan ikhlas melebihi apapun, sehingga jika di nominalkan dengan rupiah kasih sayang seorang ibu melebihi harga barang yang teramat sangat mahalnya itu.

Terkadang ada beberapa hal yang saya renungkan dari apa yang di lakukan ibu kepada anaknya, sebagai contoh ketika di meja terdapat makanan yang hanya cukup dimakan oleh 1 orang saja, ketika sang anak bertanya kepada ibunya “ ibu, makanan di meja itu untuk siapa ??” sang ibu tak segan menjawab, “makanlah saja nak, ibu sudah kenyang tadi sudah makan”. Padahal dalam kenyataannya sang ibu belum sama sekali makan nasi sedangkan sang anak sudah yang ketiga kalinya makan. Dari sinilah contoh kecil kebohongan seorang ibu untuk anaknya tercinta, ia rela tidak makan asalkan anaknya kenyang. Jika sang anak yang tidak pernah menyadari betapa sering ibunya berbohong demi kebaikan kita, sungguh itu termasuk hal yang menyebalkan.

Keistimewaan seorang ibu yang menurut saya sangat luar biasa adalah, dimana kesuksesan seorang anak pasti dalang di balik itu semua adalah doa ibu yang tidak berhenti untuk anaknya. Memang kita tidak pernah meminta ibu mendoakan kita, tapi tanpa disuruh ibupun sudah setiap hari dengan ikhlas sehabis solat mendoakan anak-anaknya agar di kemudian hari dapat menjadi orang sukses. Timbul pertanyaan, apakah kita pernah mendoakan ibu kita di setiap ibadah kita dengan ikhlas dan setiap saat ?? mungkin hanya beberapa orang saja yang dapat melakukan hal itu.

Oleh karena itu, selagi orang tua dalam keluarga kita masih utuh dan lengkap, jangan segan-segan untuk melakukan kebaikan kepada mereka. Kalau di bilang untuk membalasa jasa sih, anak tidak akan pernah bisa membalasa jasa baik seorang ibu. Kita di lahirkan di dunia ini usahakan bisa membuat orang tua bangga memiliki kita, jangan kita berperilaku yang dampaknya membuat orang tua kita malu akibat perbuatan kita. Buat orang tua menangis bangga dengan prestasi kita dan jangan sampai sedikitpun membuat orang tua menangis selain menangisi prestasi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun