Mohon tunggu...
Agung Fadhilah
Agung Fadhilah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Profesi baru yang Populer: “Pengemis”

1 Desember 2014   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai URBANISASI, siapa sih yang tak kenal dengan kata tersebut ? urbanisasi memiliki pengertian perpindahan penduduk dari desa ke kekota atau dari kota kecil ke kota besar. Factor utama adanya urbanisasi ini ialah adanya factor pendorong dari desa dan adanya factor penarik yang berasal dari kota. Urbanisasi juga merupakan salah satu momok bagi penyelenggara Negara, sebab mengapa ? karena semakin banyak orang yang dari desa ingin memperbaiki nasibnya di kota, namun di kota masih belum tersedia fasilitas untuk menampung mereka sehingga, mereka yang berniat ingin memperbaiki nasib ini menjadi pengangguran dan menjadi masalah bagi pemerintah.
Yang ingin saya bahas bukanlah mengenai urbanisasinya, melainkan dampak yang timbul akibat urbanisasi ini. Apakah itu ?? “bertambahnya jumlah PENGEMIS”. Yap, dimana-mana satu pemandangan istimewa yang sering kita lihat jika kita berada di kota-kota besar adalah banyaknya pengemis yang berkeliaran. Ini merupakan dampak jika orang yang berniat mengubah nasib tapi mereka tidak memiliki modal keterampilan khusus untuk beradu nasib di perkotaan. Akhirnya dengan bertaruh nekad , mereka memberanikan diri menjatuhkan harga dirinya untuk menjadi seorang peminta-minta di jalanan. Ada yang dengan berpura-pura cacat, ada yang dengan cara menyewa anak kecil untuk digendong kemana-mana, ada pula yang meminta dengan mengatas namakan yayasan kaum duafa. Sungguh kreatif para orang-orang tersebut.
Sekarang ini, mengemis bukan lagi karena orang itu tidak mampu, melainkan mengemis sekarang ini bisa dibilang sebagai profesi yang gajinya jauh di atas dosen atau manager. Sekarang mari kita buat hitung-hitungan kotor tentang penghasilan seorang peminta-minta ini. Saya ambil contoh kecil nan sederhana misalkan yaa, ada seorang peminta-minta berada dalam kereta api jurusan x misalkan, dalam 1 gerbong kita ambil ada kurang lebih 100 penumpang, jika masing-masing orang memberi pada si peminta-minta ini 500 perorangnya, berapa pendapatan si peminta-minta dalam 1 gerbong ? jika semua memberi karena mereka iba dengan acting cacat yang di miliki si pelaku ini, sudah 50.000 dalam satu gerbong. Jika gerbongnya berjumlah 10 buah ? berapa pendapatan dalam satu kali perjalanan ? jika satu hari dia menaiki kereta ada 3 atau 4 kali, sungguh beruntung nasib orang tersebut. Bagaimana tertarik tidak untuk menjadi seorang peminta-minta ?? hehe
Makanya tak heran dan juga tidak mengagetkan jika ada pengemis yang memiliki iphone, mobil, bahkan rumah. Karena dengan berpura-pura seperti itu hanya dengan modal nekat dan harga diri, dia bisa benar-benar memperbaiki nasibnya di kota. Namun apakah semua yang di dapatkan itu halal ? wallahualam, hanya Allah yang tau. Susah mengatasi para pengemis dan peminta-minta yang sudah merajalela, karena mereka beranggapan dengan berbuat seperti itu mereka sudah mendapatkan kekayaan tanpa harus sekolah tinggi terlebih dahulu lalu bekerja. Menyelesaikan masalah seperti ini bukanlah hal yang sangat mudah semudah membalik telapak tangan, sebab bisa dibilang masalah ini adalah masalah yang besar. Jika kita mencarikan solusi yang tidak jauh lebih baik dari mengemis, otomatis mereka akan kembali ke kebiasaan lamanya dulu. Mari bersama-sama kita hapus budaya meminta-minta di negeri ini, agar negeri ini menjadi Negara yang maju tanpa ada masyarakatnya yang meminta-minta lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun