Mohon tunggu...
Agung Fadhilah
Agung Fadhilah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saingan Hati

8 Desember 2014   14:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari ada seorang laki-laki bernama ryan yang berumur 18 tahun.Dia sekolah di salah satu universitas ternama di Indonesia yaitu Universitas Negeri Mada. Dan sudah menginjak semester 3, karena waktu SMA dan SMP nya, dia mengikuti program akselerasi karena kepandaiannya.

Selama hidupnya dia belum pernah sekalipun merasakan uniknya berpacaran, bahkan suka cewek pun dia belum pernah merasakannya sama sekali. Karena terlalu fokusnya dia untuk belajar, sebab dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan cara memberangkatkan haji. Dan dia ingin mengejar cita-citanya untuk bisa study S2 di negeri paman sam. Ayah ryan hanya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya hanya buruh cuci baju milik tetangganya.

Lalu saat ia menginjak semester 4, ada seorang mahasiswi pindahan dari Univeristas ternama , yaitu Universitas Indonesia. Namanya Annisa. Dia pindah karena tuntutan pekerjaan orangtuanya yang mengharuskan ia pindah dari Jakarta ke Jogjakarta. Bagi annisa awalnya merupakan suatu keterpaksaan sebab ia harus pindah dari universitas impiannya sejak SMA.

Hari demi hari, bulan demi bulan dengan cepat annisa mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan teman-teman barunya, termasuk ryan. Annisa termasuk salah satumahasiswi yang pandai hingga pada akhirnya peringkat 1 yang biasanya di duduki oleh ryan kini tergeserkan oleh annisa. Melihat hal ini sontak membuat Ryan tidak bisa menerima kenyataan. Sampai pada akhirnya dia menegur Annisa karena posisi peringkat 1 di kelas yang biasa di duduki oleh Ryan kini di ambil alih oleh Annisa

“Eh, Nis. Gue gak bisa sama hasil ini, kok bisa yaa lo sebagai pendatang baru tiba-tiba peringkat lo diatas gue ?”, kata ryan dengan marah-marah

“Eh, loh jangan sok deh Yan. Kalo emang dasarnya bodoh ya bodoh aja. Jangan sok kepinteran gitu. Buktinya lo kalah sama cewek atau kepintaran lo tu yang mulai menurun”, balas annisa.

“Sembarangan aja kalau ngomong ni anak. Untung cewek, kalau cowok gue tonjok tuh mulut”

“Hahaha, siapa takut. Gue gak takut sama lo ya Yan. Gini deh, gue gak mau cari masalah sama lo lama-lama. Gue kasih lo tantangan, kalau lo bisa kalahin gue semester depan sebagai taruhan gue siap keluar dari kampus ini, gimana, setuju kagak ?”

“Oke siapa takut”, jawab Ryan dengan tegas.

Setelah dia menerima tantangan dari Annisa, dia pun semakin mengencangkan ikat pinggang untuk lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebab dia tidak ingin dikalahkan oleh seorang cewek. Sungguh rendah harga dirinya jika dia harus kalah oleh seorang wanita. Dua semester telah terlewati. IP Ryan masih saja berada di bawah Annisa. Padahal Ryan sudah belajar dengan ekstra. Sesekali ryan berfikir baru pertama kalinya dia menemukan seorang cewek yang punya kecerdasan super, hingga suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di hati ryan pada annisa. Tapi ryan berusaha untuk menghilangkannya, karena dia merasa bahwa annisa adalah musuh utamanya di kampus. Gengsi dong jika dia harus suka sama lawan tandingnya.

Saat pengumuman IPsemester 6 tiba, nilai IP tertinggi diraih oleh Ryan yaitu 3,80 sedangkan annisa hanya mendapat IP 3.20. Ryan sempat terkejut nan bahagia ketika melihat IP annisa turun drastis.

“Lihat tuh IP gue. Akhirnya gue bisa ngalahin lo juga, HAHA..”

“Selamat ya Yan, lo memenang di tantangan ini, sebagai janji yang dulu pernah gue bikin ke lo gue bakal keluar dari kampus ini”

“Tunggu-tunggu, gue heran sama lo Ni ada apa sama lo ?kenapa IP mu bisa turun drastis gtu ?”

“Gak papa kok Yan, sorry gue mesti cepet-cepet pulang. gue bakal bilang ke ortu gue untuk ngurusin surat pindahku ini, sebagai janjiku ke kamu dulu”, jawab annisa dengan senyum.

“Annisa, kamu yakin mau pindah sekolah?”

“Iya yakin lah, lo sebenarnya gak suka kan kalo lo dapat saingan apalagi cewek kayak gue”, jawab annisa dengan langsung pergi meninggalkan ryan sendiri.

Lalu ryan terdiam mendengar jawaban dari annisa. Ryan yakin annisa gak mungkin bercanda dalam hal ini dia pasti serius. Mendengar kata-kata tersebut tiba-tiba Ryan hanya bisa terdiam, hatinya mendadak sesak sebab dia merasa kehilangan seseorang, yang biasanya mengajak dia bersaing dalam pelajaran, yang biasanya menjelek-jelekannya. Lalu ryan berpikir, apakah ia mulai jatuh cinta dengan annisa.

“ Apa aku mulai suka ya sama si Annisa, ahhh itu gak mungkin lah” gumam Ryan dalam hati.

Keesokan harinya ketika Ryan mengurusi surat hasil studynya di kampus, dia melihat Annisa beserta Ayahnya datang ke kampus membawa sebuah amplop besar yang berisi surat pindah Annisa dari kampus itu. Melihat kejadian ini, Ryan tak segan-segan berlari dan datang menghampiri Annisa sambil berkata.

“Nis, lo serius mau pindah beneran ?” Tanya Ryan dengan nafas yang terbata-bata.

“Iya lah Yan, ini bokap gue lagi ngurus suratnya. Sekarang lo tenang kan gk ada gue yang selalu menghantui lo ? lo sekarang bisa focus yan buat ngejar cita-cita lo”. Jawab Annisa dengan dengan senyuman sambil menepuk bahu Ryan.

“eh eh.. tapi Nis…..”

“sudahlah Yan, tapi apalagi ? semangat deh yan buat kamu. Moga kamu bisa berhasil sesuai harapanmu” sahut annisa hangat.

Tak lama ayah annisa datang, yang otomatis menghentikan pembicaraan singkat mereka berdua. Ayahnya segera mengajak annisa pulang kerumah.

“eh udh dulu ya Yan, oh iya tar malem gue tunggu loh di rumah makan deket toko buku perempatan jalan itu. Gue tunggu loh jam 7 tepat, ingat ya jam 7 tepat. Bye yan”

“emm iya nis, bye nis”. Jawab Ryan singkat.

Sejenak ryan kembali terdiam dan berfikir. Mengapa sosok Annisa tiba-tiba mengajaknya bertemu, padahal sebelumnya hubungan keduanya memanas sebab mereka bersaing untuk mendapatkan IP terbaik. Akhirnya malampun tiba, Ryanpun datang ketempat yang dijanjikan dengan mengenakan kaos berwarna merah dan celana hitam. Dia datang mengendarai sepeda motor butut milik orang tuanya, sesampainya disana dia melihat bahwa Annisa telah menunggu di dalam. Langsung Ryan menghampiri Annisa tanpa basa-basi.

“eh ryan, sini duduk” sambut Annisa.

“oh iya Nis, emm kalau boleh tau, ada apa yaa kok kamu nyuruh aku datang kesini ? tumben banget loh” Tanya Ryan heran

“haha kenapa sih ? emang gak boleh yaa ? niatku kan baik pengen silaturahmi” jawab Annisa.

“mbak sini, pesenan yang tadi saya pesan kirim ke sini sekarang yaa” celoteh Annisa pada pekayan rumah makan tempat mereka berdua bertemu.

“iya mbak, tunggu sebentar” jawab pelayan rumah makan itu.

Sembari menunggu makanan tiba, Ryan hanya bisa terdiam dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Menelisik kebelakan bahwa sebelumnya Ryan tidak pernah merasakan pacaran lebih-lebih bertemu 4 mata dengan cewek. Hatinya dag dig dug tidak teratur sebab dia tengah duduk di depan orang yang pernah jadi musuh sekaligus orang yang dia sukai. Kepada Annisalah hati ryan berlabuh. Sebab sebelumnya dia tidak pernah sekalipun merasakan jatuh cinta. Soo this is the first love. Tak lama kemudian makanan datang, dan mereka berdua menikmati hidangan tersebut. Tiba tiba….

“ Yan, ini ada surat buat lo ntar lo baca ketika sampai dirumah yaa. Untuk saat ini simpan dulu ( sambil memberikan surat kepada Ryan)” ucap Annisa.

“oh iya nis makasih” sambil bergetar tangan Ryan ketika menerima surat dari Annisa

“kenapa tangan loh bergetar yan, santai aja keleus hahaa”

Akhirnya waktu berlalu begitu cepat dan harus memisahkan mereka berdua. Sesampai dirumah Ryanpun langsung membuka isi surat pemberian Annisa. Dengan serius Ryan membacanya

“ hai yan.. pasti kamu penasaran sama isi surat ini ya ? hahaa aku sudah menebaknya. Oh iya yan, sebelumnya selamat yaa kamu bisa ngalahin aku di semester ini. Sungguh laki-laki cerdas yang pernah aku kenal selama aku hidup di dunia ini. Emm langsung pada inti pembicaraan ya yan. Aku bersyukur aku bisa kalah dari kamu yan, sebab kenapa ? sehari sebelum pengumuman, dokter pribadiku bilang kalau besok aku harus segera di rujuk ke Rumah sakit di Jerman. Eits tunggu dulu yan, kamu jangan kaget yaa sama pernyataanku ini. Sebenarnya aku gpp kok yan, Cuma sakitku ini kalau di obati di Indonesia gk bakal bisa sembuh. Makanya aku harus berangkat ke jerman besok pagi. Oh iya yan , aku bersyukur yan bisa kenal kamu, coba kalau aku masih diberi waktu buat deket sama kamu, aku pengen bisa jadi pacar kamu yan. Tapi apa boleh buat, waktu berkata lain sudah. Bisa kenal kamu saja aku sudah bersyukur kok. Hehe aku pamit pergi dulu ya yan, doakan aku baik-baik disana. Pesanku satu, kamu jaga diri baik-baik yaa, doakan aku selalu setiap kamu selesai solat. Udah dulu ya yan surat singkatku, aku pamit dulu. Bye ryan love you…..”

Setelah membaca surat yang diberi Anissa sontak air mata Ryan jatuh menetes, mau menelpon atau smspun Ryan tak memiliki hp. Mau berangkat menemui Annisapun waktu sudah larut malam. Akhirnya Ryan hanya bisa berdiam diri dan tanpa sadar dia menangis setelah membaca pesan yang diberi Annisa tadi. Keesokan harinya Ryanpun bergegas pergi menuju rumah Annisa. Sesampainya disana hanya tinggal pembantunya saja dirumah yang sedang asyik menyapu halaman. Ryanpun segera bertanya pada bibi pembantu Annisa.

“bi, annisanya ada gk bi ?” Tanya Ryan dengan tergesa-gesa.

“oh non annisanya tadi sesudah solat subuh berangkat ke bandara mas sama keluarganya, mereka mau berobat ke jerman” jawab bibinya.

“kalau boleh tau, penyakit Annisa apa toh bi? Kok sampai berobat pun harus ke jauh-jauh ke Jerman ?”. Tanya Ryan penasaran.

“kalau kata dokternya sih, non Annisa itu sakit di bagian usus mas, saya tidak tahu namanya, pokoknya sudah stadium akhir gitu sudah parah. Dan kata dokter sih sisa umurnya 2 bulan saja. Kasihan mas non Annisa itu, sudah cantik, pinter eh sakitnya seperti itu” terang sang bibi.

“YA ALLAH…. Serius bi Annisa sakit seperti itu ?” Tanya Ryan sambil meneteskan air mata.

“iya mas, ngapain saya bohong. Denger-denger sih operasinya di jerman ini Cuma bisa menyembuhkan sesaat itupun kalau berhasil ya kita doakan saja non Annisa baik-baik saja mas”

Hati Ryan sangat terpukul ketika mengetahui bahwa penyakit yang diderita Annisa bukanlah penyakit biasa. Sepulangnya ryan dari rumah Annisa, hari-hari Ryan selalu di hiasi oleh merenung, melamun. Bahkan makanpun dia sudah tidak nafsu. 4 hari kemudian Ryan mendapat kabar dari teman dekat Annisa bahwa Annisa meninggal dunia karena operasinya tidak berhasil mengangkat penyakitnya. Sungguh semakin tidak karuan perasaan Ryan seketika tau bahwa perempuan pertama yang ia cintai kini sudah tidak bernyawa lagi dan sudah tidak mungkin untuk bisa bersama Ryan lagi. Teman ryan pun juga mengabarkan bahwa hari dimana Annisa meninggal dunia adalah hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun.

“oh iya yan, Annisa pernah nitip pesen ke gue, dan pesen ini suruh nyampaiin ke lu. Dia bilang gue suruh ngabari lu kalau sewaktu dia ulang tahun yang ke 20 th lu disuruh datang ke pesta ulang tahunnya, dan hari itu seharusnya hari ini yan” sambil menangis Lulu teman dekat Annisa menyampaikan pesan dari Annisa. Tamat :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun