nomor 1 atau 2 ?
nomor urut telah dipilih, pasangan capres - cawapres siap menggunakan angka tersebut dalam kampanye. berbagai istilah mulai mengemuka. ada yang mengatakan bahwa presiden itu nomor satu dan menyanyikannya. adapula yang mengistilahkan bahwa 2 itu adalah keharmonisan, keseimbangan.
terlepas dari itu semua, saya tertarik dengan serbuan berita dari berbgai media yang kita dapat lihat dan pahami sendiri bahwa dibalik 2 pasangan ini terdapat pula media televisi besar. sekarang sudah jelas terlihat betapa media menjadi senjata tersendiri yang cukup mumpuni untuk menyampaikan kelebihan maupun kekurangan pasangan capres-cawapres ini.
berbagai macam intrik terus dilakukan. bahkan sampai pada black campaign pun kita jelas melihatnya. media televisi memang sangat efektif menyebarluaskan wacana, menimbulkan opini yang akan ditelan bulat-bulat atau tidak dipercaya sama sekali oleh rakyat.
tentu saja, sebagian rakyat sudah paham akan hal ini. mengiyakan berita tersebut. atau malah mendebatkannya pada sebuah forum yang pada akhirnya menggiring pilihan masyarakat pada pasangan tertentu.
kurang lebih sebulan sebelum hari pemilihan, kita akan semakin banyak melihat warna berita, melihat lebih banyak variasi dalam bentuk janji, opini, maupun jargon2 politik.
dengan tetap berharap, media memegang teguh etika dalam menampilkan berita, tetap elegan, dan berkualitas demi pencerdasan masyarakat
karena berharap semua media netral dalam memberi berita, sudah tidak bisa terlalu kita harapkan pada moment pemilihan presiden dan wakil presiden kali ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H