Di berbagai buku yang pernah saya baca dan seminar yang pernah saya ikuti selalu ada pernyataan bahwa secara psikologis manusia bergerak menjauhi pain (rasa sakit) dan mendekati pleasure (rasa senang). Pain dan pleasure adalah dua pengendali utama dalam hidup manusia.
Dari hasil pembelajaran saya lebih lanjut, khususnya dalam konteks tekonologi pikiran, ternyata pemahaman ini ada pada dua tataran, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dua pikiran ini memaknai pain dan pleasure secara sangat berbeda.
Pikiran sadar memaknai pain sebagai segala sesuatu yang menimbulkan rasa tidak nyaman baik secara fisik maupun di hati (emosi). Misalnya, saat udara sedang panas, perut sedang lapar, tubuh lagi sakit, mengalami emosi-emosi negatif seperti marah, jengkel, terluka, benci, dll, maka ini semua dimaknai sebagai pain oleh pikiran sadar.
Sebaliknya, semua yang menimbulkan atau menyebabkan rasa nyaman, senang, enak, bahagia, baik di aspek fisik maupun hati, oleh pikiran sadar dimaknai sebagai pleasure.
Pemaknaan pain dan pleasure oleh pikiran bawah sadar sangat berbeda. Pain, menurut pikiran bawah sadar, adalah segala sesuatu yang ia tidak kenal. Sedangkan pleasure adalah segala sesuatu yang ia kenal. Pemaknaan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan rasa sakit atau senang secara fisik atau hati.
Segala sesuatu yang dikenal oleh pikiran bawah sadar, walau itu sebenarnya menyakitkan, menurut pikiran sadar, adalah pleasure atau rasa senang. Contohnya, ada seorang wanita yang telah menjalin relasi selama bertahun-tahun dengan seorang pria yang kasar dan sering melakukan kekerasan fisik, mental, dan verbal. Namun ia tidak berani memutuskan relasi ini. Secara sadar ia tahu bahwa pasangannya sering menyakiti dirinya. Namun mengapa ia tidak berani memutuskan untuk mengakhiri relasi ini?
Jawabannya sangat sederhana. Pikiran bawah sadarnya memaknai relasi ini sebagai pleasure karena ia (pikiran bawah sadar) kenal. Saat ditanya alasan mengapa ia tidak juga kunjung memutuskan hubungan yang oleh semua rekan atau keluarganya dinilai tidak baik dan merugikan dirinya, ia menjawab, “Ya kalau putus dengan yang ini saya bisa dapat pasangan yang lebih baik. Kalau dapat yang lebih buruk bagaimana?”
Dan sesuai dengan hukum pikiran, pikiran bawah sadar mengendalikan 90% diri manusia sedangkan pikiran sadar hanya 10%. Jadi, apapun yang dipilih oleh pikiran bawah sadar selalu menang dan menentukan setiap pikiran, ucapan, dan tindakan seseorang. Dan salah satu fungsi pikiran bawah sadar adalah melindungi individu dari segala hal yang ia, pikiran bawah sadar, pikir, rasa persepsikan, bayangkan, atau yakin merugikan individu.
Sekarang, kembali pada judul artikel ini. Pemahaman yang kurang tepat tentang pain dan pleasure ini ternyata telah menyusahkan banyak orang. Salah satunya klien yang dengan menggunakan pemahamannya yang salah, tentang pain dan pleasure, berusaha melakukan perubahan diri.
Klien ini ingin mengubah kepercayaan (belief) yang menghambat kemajuan dirinya, khususnya di aspek finansial. Beberapa kepercayaan menghambat yang ingin ia ganti antara lain cari uang itu susah, uang adalah sumber masalah, uang adalah akar kejahatan, orang kaya itu jahat, uang bisa merusak moral seseorang.
Saya menghargai keinginannya untuk berubah. Saya sangat menghargai upaya sungguh-sungguh yang ia lakukan untuk berubah. Dan yang membuat saya agak kaget sampai geleng-geleng kepala adalah teknik yang ia gunakan ternyata, secara teknis, salah. Itu sebabnya ia tetap tidak bisa berubah dan akhirnya minta jumpa saya.