Menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan, ide, konsep dari seorang penulis kedalam sebuah kalimat yang terstruktur memiliki pola dan makna yang bisa dipahami sebagian atau banyak orang. Menjadi pegiat menulis sendiri bukanlah hal yang mudah namun bukan pula hal yang susah. Sebab menulis adalah sebuah pembiasaan. Siapapun boleh menulis. Tidak ada hukum atau batas ketentuan pendidikan. Tidak ada pula batas ketentuan usia. Siapapun berhak menulis. Tidak pula terdapat batas ketentuan profesi. Menulis juga bukanlah milik orang-orang yang bergelar akedemik. Menulis adalah milik siapa saja yang mau dan konsisten menulis itu sendiri. Menulis adalah aktivitas sejuta umat, menebar manfaat.
Belum lama ini saya ikut kelas menulis. Senang dan bersyukur sekali bisa kembali diberi kesempatan Tuhan mendapatkan ilmu bermanfaat. Ilmu yang mampu membangkitkan kembali konsistensi menulis di tengah gempuran pekerjaan, kesibukan merawat dan mendidik balita, merawat dan melayani suami dll.
Terkadang suntikan-suntikan ilmu dari satu atau beberapa penulis sangatlah efektif untuk mengingatkan kembali apa tujuan saya tetep menulis, sehingga tidak mudah berhenti begitu saja lantas menyerah dan kalah pada rutinitas tanpa batas.
Setidaknya hari ini saya mengantongi 11 resep kiat-kiat untuk menjadi seorang penulis konsisten agar menjadi cambuk lecutan diri, diantaranya :
Pertama, Fokus
Fokus disini maksudnya ialah berpusatlah pada apa yang benar-benar jadi passion kita. Fokus pada apa yang kita kuasai dan sukai. Jangan mudah terpengaruh oleh tema penulis lain, sebab apa yang ia kuasai belum tentu kita kuasai, atau sebaliknya.
Kedua, Motivasi
Jangan cari motivasi dari orang lain. Sebab diri kita sendiri yang mau jadi penulis, kenapa suka minta-minta motivasi dari orang lain?
Ketiga, Niat
Jika kita malas dan kehilangan insipirasi dalam menulis, kembalilah tanyakan pada hatimu untuk menjawab pertanyaan dasar: kenapa aku harus merampungkan tulisan ini?
Keempat. Hasil
Carilah teman untuk sharing karya agar bisa saling mengoreksi. Bahagialah ketika tulisan rampung, kita perlu merayakannya. Tetapi jangan terlalu heboh kalau dipuji.
Kelima. Popularitas
Jangan menulis kalau hanya mau mengalahkan Tere Liye. Nikmati saja proses menulis, karena inilah bagian penting dari proses belajar. Apa yang bisa kita dapatkan dari setiap proses belajar? Peningkatan kualitasnya.
Keenam, Jadi diri sendiri
Manfaat terbesar menulis tentu saja untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Karena pura-pura menulis seperti penulis lain itu sangat melelahkan. Menulis butuh kejujuran, hasil tulisan pun tak jauh dari karakter diri kita sendiri.
Ketujuh, Manfaat menulis
Jadikan menulis sebagai cara tersantun untuk menasihati diri sendiri. Sekocak dan sekoplo apa pun tulisan kita, tetap saja tertujunya kepada diri kita sendiri. Kalaupun orang lain mendapat manfaat, ya alhamdulillah.
Kedelapan, Cermin
Tulisan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bagaimanapun kualitas karya, ya segitu juga kualitas diri kita. Jadi kalau mau meningkatkan kualitas karya, wajib terus menerus memperbaiki diri sendiri.