Ada semacam persepsi di tengah masyarakat jika rapid test yang merupakan salah satu metode pemeriksaan Covid-19 adalah gratis. Pandangan ini didasarkan pada informasi melalui media masa juga berita di televisi.
Rapid test yang dipesan dari luar Indonesia dan didistribusikan ke wilayah terdampak pandemi rupanya tidak gratis alias berbayar. Penulis yang pernah bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Bekasi, Jawa Barat menemukan fakta jika pemeriksaan rapid test mandiri bisa mencapai Rp 500 ribu.
Jika pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan yang serupa tanda dan gejala Covid 19 kemudian didiagnosis suspek maka keluarga pasien diberikan semacam pilihan untuk melakukan rapid test atau tidak.
Pilihan ini kadang membuat keluarga bingung, karena di satu sisi mereka harus memastikan kondisi keluarga dalam keadaan sehat namun di sisi yang lain harus dihadapkan pada masalah pembayaran yang cukup mahal bagi kalangan kelas bawah.
Bagi kalangan kelas atas dan menengah, harga tersebut memang terjangkau. Tidak hanya pembelian alat rapid, untuk menyewa ruangan isolasi mandiri seharga jutaan rupiah di rumah sakit mereka masih mampu membayarnya. Akan tetapi, kesehatan tidak hanya soal mereka yang mampu tetapi juga bagi mereka yang tidak mampu.
Jarak antara si kaya dan miskin di tengah pandemi ini kian nyata adanya. Kita dihadapkan pada kesamaan untuk mendapatkan hak sehat tetapi diskrepansi yang ada telah membuat nurani kita iba.
Pemerintah melalui asuransinya mungkin telah banyak membantu, namun birokrasi telah membuat sebagian masyarakat kecewa dan memilih rumah sakit swasta ketimbang rumah sakit pemerintah.
Benarkah swasta mematok harga setinggi itu?
Pada kenyataannya memang benar. Rumah sakit swasta di beberapa daerah memberi pelayanan pemeriksaan Covid-19 dengan kisaran harga Rp 250 - 500 ribu. Itu dilakukan bersamaan dengan konsultasi dokter dan pelayanan tambahan lainnya.
Jika dihitung, harga alat tersebut tidak kurang dari Rp 150 ribu. Meski distribusi kian gencar dilakukan pemerintah pusat kepada daerah zona merah, akan tetapi, tingginya harga alat membuat masyarakat kelas bawah berpikir keras untuk bisa membelinya.
Jika rapid tes mahal, bagaimana dengan swab test? Pemeriksaan ini juga tidak mudah dan murah, serangkaian prosedur menanti untuk dilakukan guna memeriksa dahak terduga Covid-19. Biasanya dilakukan serangkaian prosedur wawancara ke pasien, pengisian formulir hingga rencana test yang akan dilakukan oleh satuan tugas dari Dinas Kesehatan setempat.