Beliau kemudian melanjutkan bahwa di Saudi banyak orang yang memiliki uang, gaji yang tinggi dan tempat kerja yang nyaman tapi tidak semuanya memperoleh kebahagiaan, mereka lupa bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah iman di hati bukan uang.
Di kesempatan itu beliau bercerita tentang nominal gaji yang diterima, pekerjaan hingga bagaimana menjalani kehidupan saat ada dan tiadanya uang.
Saat awal pertemuan saya hanya mengetahui beliau sebagai seorang perawat dan menjadi manajer di salah satu rumah sakit di wilayah Sudair, Riyadh. Sempat sekali diajak oleh beliau untuk melihat tempatnya bekerja pada saat mengantarkan saya untuk melaksanakan umroh,
Namun lagi-lagi beliau mengingatkan saya bahwa uang bukan segala-galanya. Gaji yang didapatkan dari bekerja yang halal adalah yang berkah meskipun terlihat sedikit dimata orang lain.
"Kamu datang kesini dengan niat bekerja dan gajimu adalah berkah, dulu mungkin orang tuamu memberi uang dan sekarang kamu memberi mereka, syukuri itu" ucapnya.
Saya menganggukkan kepala sembari beliau melepaskan kacamata dan melanjutkan diskusi tentang arti pentingnya iman dan kebahagiaan dibandingkan uang.
Dengan penuh kelembutan beliau menerangkan hingga pertemuan berakhir dengan kalimat yang membuat saya mengingat kehidupan dan arti kesyukuran.
"if you need something, you can call or text me, you are my family " ujarnya sembari mengakhiri diskusi penuh makna.
Sahabat, kadang kita mengeluhkan tentang pekerjaan, gaji maupun jabatan tapi sedikit kita yang mengingat sumber dari segala sumber kebahagiaan yaitu dekat dengan Tuhan.
Setiap hari kita mencari rezeki yang sudah Allah tetapkan, namun kita seakan lupa bahwa surga juga butuh pendekatan sehingga malas ibadah menjadi masalah terbesar dan sering terlupa. Itulah kita, pelupa dan kadang berlebihan.
Saya berfikir mengapa dakwah dan saling mengingatkan adalah inti dari mengajak orang lain menaati perintah Nya, karena dalam dakwah ada hikmah untuk saling menyadari akan eksistensi kita sebagai manusia juga hamba Tuhan.