Open Defecation Free (ODF) atau buang air besar sembarangan merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Tingginya angka ODF berakibat pada rendahnya budaya pola hidup bersih dan sehat (PHBS).Â
Visi untuk mewujudkan Indonesia sehat melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan cakupan bebas BAB sembarangan, cuci tangan dengan sabun dan air bersih, minuman dan makanan sehat serta pengelolaan air limbah kemudian dipertanyakan untuk segera dituntaskan.
Budaya PHBS sebenarnya suatu upaya untuk mendidik individu, kelompok atau masyarakat yang ada di perkotaan dan pedesaan agar sadar akan bahaya hidup tidak bersih dan sehat.Â
Manfaat pola hidup bersih dan sehat tercermin dari meningkatnya pengetahuan dan tingginya kesadaran untuk mau berbenah dan peduli pada diri sendiri dan lingkungan.
Pola hidup bersih dan sehat dalam tatanannya memang tidak hanya mencakup tempat kerja atau dirumah tangga melainkan juga di sekolah, saranan kesehatan dan tempat umum lainnya.Â
Pentingnya PHBS berdampak pada cara kita meningkatkan kualitas kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Pola sehat yang dibiasakan akan melahirkan prilaku sehat yang diikuti dan menjadi budaya yang terus dipraktikkan.
Pendekatan dalam pola hidup bersih dan sehat sangat beragam seperti leaflet, poster dan saluran komunikasi lainnya dari dan untuk masyarakat melalui tenaga kesehatan atau lembaga yang peduli akan pentingnya menjaga kesehatan. Inovasi dalam pendekatan pola hidup bersih dan sehat terus dilakukan dengan pendekatan melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat yang sekiranya dipatuhi oleh masyarakat sekitar.
Jika berbicara ODF atau buang air besar (BAB) sembarangan, maka kita tertuju pada cara masyarakat meningkatkan PHBS melalui rumah tangga. Salah satu komponen penting yang ada didalamnya adalah ketersediaan jamban sehat yang dapat digunakan oleh keluarga untuk kegiatan buang air besar.Â
Ini sebuah keharusan, karena jika jamban tidak sehat dan masyarakat masih menggunakan sungai, irigasi dan semak belukar untuk buang air besar maka potensi penyebaran penyakit menular akan semakin meningkat.
Data Kemenkes menyebutkan bahwa terjadi penurunan angka open defecation free (ODF) berkisar 1,4 persen per tahun dari 58 persen di tahun 2007 menjadi 76,9 persen di tahun 2017. Angka ini cukup baik namun kenyataan yang ada beberapa daerah sangat mengkhawatirkan.