Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi "Malala" di Bulan Muharram

4 September 2019   12:30 Diperbarui: 4 September 2019   12:47 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Malala | Foto UBN news

Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasar dalam meramu obat-obatan memang sudah dilakukan secara turun temurun oleh nenek moyang kita pada zaman dahulu. Kegiatan meramu bahan dasar dari tumbuhan tersebut diyakini bisa menyembuhkan segala macam gangguan kesehatan yang dialami mulai dari yang bersifat gigitan, goresan, masalah organ tubuh hingga gangguan keperkasaan.

Meski sedikit penelitian yang mengangkat masalah ini, namun karena diyakini dan dilakukan dengan proses yang sakral, maka para penderita tersugesti dengan pengobatan. Mereka merasakan kesembuhan dari proses peramuan obat tersebut.
 
Pemanfaatan tumbuhan dengan bahan dasar kulit dan akar kayu hingga diolah dalam bentuk minyak sudah dikenal sejak lama oleh suku Samawa di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang dilakukan pada bulan Muharram tersebut menjadi sebuah tradisi unjuk kebolehan dari semua ramuan yang ada.

Tradisi yang dikenal dengan "Malala" atau meracik minyak ini pada hakikatnya merupakan budaya turun temurun dan diyakini sebagai cara dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada. Misalnya pemnfaatan minyak dari bahan dasar kulit kayu, kelapa dan akar kayu Sagaloka yang hanya tumbuh di dataran Sumbawa.
 
Tradisi Malala atau meracik minyak yang dilakukan pada bulan Muharam dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Sumbawa hingga saat ini. Pengolahan tumbuhan serta biji-bijian merupakan bahan dasar dari pembuatan minyak.

Berdasarkan penelitian dari Chusnul Faida Ulfa dari Departemen Sains dan Tehnologi Universitas Islam Negeri Malang menjelaskan bahwa terdapat 59 jenis tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan minyak. Tumbuhan yang paling dominan digunakan adalah jahe, ketumbar, kelapa, kelor, kayu sagaloka, pasak bumi, kayu lawang, sereh, kayu angin, cabe dan kunyit.
 
Pada pengolahan organ tumbuhan yaitu dicuci, dipotong-potong menjadi beberapa bagian serta dijemur dalam waktu tertentu. Semua organ kemudian dimasukkan kedalam wadah yang kemudian diolah menjadi minyak diatas api yang menyala selama berjam-jam.

Sandro atau tabib kemudian mengolah bahan-bahan tersebut hingga menjadi minyak. Dalam beberapa tahap, biasanya minyak diolah menggunakan tangan diatas api yang menyala. Ini merupakan salah satu prosedur yang diyakini untuk memberikan sugesti bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam proses penyembuhan segala penyakit seperti patah tulang, ejakulasi dini, serta penyembuhan luka bakar.

Percobaan Minyak | Foto Sumbawakab.com
Percobaan Minyak | Foto Sumbawakab.com

 
Adapun bahan Dasar Pembuatan Minyak :
 
1. Kelapa
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa dan dapat di ekstrak dari daging buah kelapa segar atau yang telah dikeringkan. Tehnik pembuatan minyak kelapa secara umum digolongkan menjadi 3 cara yaitu tehnik basah, tehnik tekan dan tehnik ektraksi pelarut. Secara garis besar minyak yang dihasilkan dari tehnik ini adalah memisahkan minyak pada santan hasil remasan parutan buah kelapa segar.
 
Dalam melakukan intensifikasi tehnik basah maka digolongkan lagi kedalam the nik basah tradisional yaitu  suatu tehnik yang dilakukan tanpa menggunakan tehnologi tetapi dengan peralatan tradisional untuk memisahkan minyak dan santan melalui proses basah fermentasi, basah lava proses. Adapun tehnik tekan atau ektraksi yaitu menggunakan kop[ra sebagai bahan bakunya dan memerlukan biaya relative besar karena harus membeli peralatan pelarut.
 
2. Akar kayu dan rempah-rempah
Secara umum minyak hasil dari tradisi malala merupakan gabungan dari beberapa tumbuh-tumbuhan seperti kulit kayu, akar-akaran serta biji-bijian. Tumbuh-tumbuhan tersebut terdiri dari kulit kayu sagaloka, akar kayu Lita yang pada umumnya tumbuh di dataran Sumbawa. Sandro atau tabib biasanya merahasiakan jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan tersebut sebagai cara untuk mempertahankan tradisi agar penggunaan minyak bisa memiliki khasiat yang baik. Selain itu, budaya pantangan memberikan dan menjaga kerahasiaan penting dilakukan dan hanya bisa diberikan kepada mereka yang memiliki kedekatan emosional dan dapat dipercaya.
 

1

Prosesi
Prosesi "Malala" | Foto UBN News
Adapun proses Pembuatan Minyak
Minyak yang dihasilkan dalam tradisi malala biasanya melalui proses yang panjang. Selain pencarian tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasar juga dilakukan beberapa proses untuk memberikan khasiat dari pembuatannya. Serangkain proses tersebut antara lain penyiapan bahan dasar kelapa, akar-akaran, biji-bijian serta tumbuhan penambah lainnya, setelah itu dilakukan pemilihan kelapa dengan diparut, diperas menjadi santan dan disaring. Santan yang sudah disiapkan tersebut kemudian dicampur dengan akar-akaran yang telah disipakan dan diolah diatas wajan yang disiapkan diatas tungku.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan minyak diantaranya :
 1. Proses pembuatan minyak hanya dapat dilakukan di dalam bulan Muharram sebagai bulan awal dalam kalender hijriyah.
2. Pemilihan kelapa yang dijadikan bahan dasar pembuatan minyak dilakukan dengan selektif dan mempertimbangkan rupa dan bentuk kelapa.
3. Pengolahan minyak hanya dapat dilakukan oleh kaum laki-laki tanpa ada campur tangan dari perempuan. Ini diyakini karena perempuan akan merusak minyak dan santan yang telah diolah.
4. Penggorengan diawal dilakukan dengan alat penggorengan setelahnya bisa dilakukan dengan tangan diatas bara api.
 
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun