Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Anak-Anak Bertelanjang Kaki yang Ingin Bisa Membaca

6 Februari 2023   21:59 Diperbarui: 10 Februari 2023   03:08 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berta Bua’dera saat berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ia lintasi selama 11 tahun sejak 2009 di Kampun -kompas.com

Mimpi Butet Manurung untuk Masyarakat Adat di Indonesia-DW
Mimpi Butet Manurung untuk Masyarakat Adat di Indonesia-DW

Beribu guru telah lama lahir, berjuang, terluka, berurai air mata darah menyusuri sungai, lembah, ngarai dan jurang negeri ini. Mereka tersembunyi jauh di relung antah berantah tapi masih di negeri yang sama.

Sungai-sungai telah menjadi teman baiknya. Hujan memberi mereka curahan air, kasih sayang  juga kesedihan. Tapi perjalanan masih panjang dan belum waktunya untuk berhenti.

Ada bocah-bocah kecil bertelanjang kaki yang menunggu-nunggu datangnya. Ketika hujan turun membenam rerumputan kering, kaki-kaki guru itu tak berhenti melangkah. Berlari sesekali, berharap waktu akan membuatnya berubah.

Senyum bocah-bocah merekah, ketika di kejauhan diantara rintik dan deras hujan, wajah basah, lepas tertawa. Akhirnya sampai juga pada rumah sokola yang dirindunya.

Kaki-kaki itu sudah jauh melangkah, sepanjang negeri ini, meniti waktu, mengubah nasib memberi harapan meski hanya noktah. Mereka mengajari negerinya membaca.

Pendar matahari itu bukan di langit sana, tapi ada dimata mereka. Anak-anak tanpa alas kaki, para pemilik negeri ini.

sumber foto-butete manurung sokola rimba-unpad
sumber foto-butete manurung sokola rimba-unpad

Lihatlah senyum itu, apa artinya menurutmu. Seperti senyum dari negeri yang jauh, tapi masih negeri ini juga. Mereka anak-anak kita, mungkin memang tak beruntung, karena negeri ini mungkin lupa padanya.

Ada mereka direlung yang jauh, tertutup rimbunan daun belantara, terdayung jauh lepas di pulau dibalik samudera. Dibalik ngarai, di relung jurang, diantara akar-akar rotan yang menjuntai yang digapai dan membawanya ke seberang. Tapi mereka ada, dan mereka anak negeri ini juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun