Sebenarnya ada hal menarik dari pamitnya Amanda Manopo dari sinetron Ikatan Cinta yang telah dibintanginya selama dua tahun. Bukan pada persoalan gosip murahan cinlok, atau ketidakcocokan antar pemain, maupun urusan pribadi, tapi lebih pada keterkejutan mentalnya pada konsep sinetron Indonesia.
Teryata tidak mudah baginya selama dua tahun memerankan karakter Andin. "Ternyata enggak gampang ngelakonin peran yang berenangnya tuh di konsep cerita yang seluas ini," tutur Amanda.
Cerita yang terus berlarut-larut dalam plot nyaris tak bergerak dari konflik ke konflik yang berpusar pada intrik internal keluarga. Bisa dikatakan sinetron ini menjadi terlalu bertele-tele. Barangkali ada keyakinan dari si produser bahwa selama masih memiliki rating, artinya masih memiliki penonton.
Dan itu juga berkorelasi dengan seberapa besar iklan yang masuk. Dengan kata lain, meskipun para penonton kritis sudah sejak lama meninggalkan setiap episode-episode baru, namun penonton yang baru bergabung juga tak berkurang.
Teman saya sering nanya ke istrinya, apa si Andin masih musuhan sama Elsa, atau Elsa masih belum jera juga jadi tokoh antagonis. Ceritanya meskipun tak bisa ditebak dengan jelas, tapi karena selalu berulang pada konflik internal keluarga yang tak kunjung selesai membuat cerita ini menjadi sekedar sinetron karena masih menjadi "mesin" penggaet iklan.
Core Sinetron Indonesia vs Korea
Jika merujuk pada keberadaan drama televisi asal negeri ginseng Korea, banyak drama atau sinetron yang begitu menggoda penonton untuk mendapatkan cerita sambungan atau sekuel, namun si sutradara maupun produsernya lebih memilih untuk menyelesaikan hingga pada akhir cerita sesuai skenario yang tak dibuat panjang bertele-tele, dan selanjutnya selesai.
Para produser kemudian membuat sinetron baru lainnya dengan cerita lain yang berbeda. Mereka merasa tertantang jika dapat membuat banyak jenis sinetron namun mendapat perhatian yang sama besarnya dari sinetron sebelumnya. Nama besar sutradara menjadi jaminan sebuah sinetron akan mendapat penonton yang sama besarnya.Â
Dan dengan kemasan cerita berupa plot yang sama serunya. Bahkan sesekali membuat drama dalam versi happy ending dan sad ending untuk mempengaruhi mood penonton, agar tak jenuh pada ending yang sama.
Namun dengan cara itu penonton justru merasa memiliki pengalaman menonton dan menikmati banyak versi cerita sebagai sajian yang tidak membosankan.
Bandingkan dengan sinetron Indonesia, seperti halnya Ikatan Cinta. Meskipun saya bukan penonton fanatik sinetron, namun karena televisi berada di ruang sejangkauan perjalanan diantara ruang-ruang di rumah, maka sesekali nimbrung menikmatinya bersama keluarga.
Sejak pertama kali mendengar sinetron ini ditayangkan, kemudian akan berakhir pada bulan ramadhan dua tahun lalu, sebagai penonton kami menduga setelah Elsa, adik Andin terbongkar sebagai pembunuh adik  Aldebaran, maka berakhirlah sinetron tersebut dengan dipenjarannya Elsa.