Bagaimana jika pasangan keduanya bekerja, keputusan untuk memiliki rumah, siapa yang bertanggungjawab atas rencana itu, apakah patungan atau suami sebagai kepala yang bertanggungjawab penuh.
Bagaiman jika gaji istri lebih besar dari suami, atau suami kehilangan pekerjaan ketika mereka menjalani kehidupan rumah tangga, apakah siap menerima perubahan kondisi dan penyesuaian perubahan baru?.
Apakah ketika ekonomi mapan, istri masih diperbolehkan bekerja? Atau ada yang secara ekstrim memisahkan harta kepemilikan sejak awal, Semuanya mungkin terjadi dan bisa muncul saat PMT. Jadi lebih baik dilakukan daripada terlambat.
Kelima;Â Bagaimana tentang perceraian. Rasanya tabu, baru tingkat PMT kok bicara cerai. Tapi jika kemungkinan terburuk karena kamu menyadari bagaimana tabiat dan gelagat pasangan, bukan tidak mungkin ini dibicarakan juga dalam PMT dengan pendekatan dari hati kehati.
Bagaimanapaun PMT ini kunci yang cukup ampuh untuk memulai sebuah bidup, semuanya perlu dibicarakan agar ada titik temu. Karena cinta pada akhirnya tak cukup untuk membuat biduk rumah tangga berjalan normal.Â
Kehidupan berubah, tantangan berubah dan hati manusia bisa terbolak balik. Masih ingat kan dengan "Layangan Putus?".
Referensi: 1Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H