ilustrasi gambar-detik-detik menjelang Brigadir Joshua hilang-olah via refly harun
[Dari Layangan Putus Hingga Perebutan Kuasa Antar Skuad]
Ada pernyataan menarik dari Menko Polhukam Mahfud MD yang mengakui bahwa pengusutan kasus ini termasuk pelik karena adanya kelompok-kelompok internal di tubuh Polri yang tidak ingin kasus ini terungkap. Terutama adanya (faktor) psikologis.
Pengacara keluarga Bigadir Joshua pun mengatakan hal yang sama bahwa kasus ini sebenarnya mudah dipecahkan bahkan oleh kepolisian di tingkat polsek, tapi kepentingan pribadi yang menyandera tubuh Polri membuat kinerja Timsus lebih berat.
Kamaruddin Simanjuntak bahkan mengatakan bahwa tim penyidik tentunya sudah tahu alasan atau motif dibalik kejamnya Ferdy Sambo. Kalau sudah jadi tersangka, tentu motifnya juga sudah didengar oleh penyidik. Jadi apa faktor penyumbat informasi motif kasus pembunuhan ini belum sampai ke publik?.
Sambil menungggu pengembangan penyidikan kasus kematian Brigadir Joshua, kunci jawaban yang paling ditunggu dan dicari publik adalah, apa motif sebenarnya dari tersangka mantan Kepala Divisi Prefesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo?.
Motifnya bisa saja muncul seketika atau berencana. Dalam kasus  yang melibatkan FS, barangkali benar seperti disampaikan Mahfud MD bahwa  motif pembunuhan Brigadir Joshua terlalu "sensitif" untuk diketahui publik. Mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa.
Apakah artinya publik dipukul rata dianggap sebagai 'anak kecil' yang tidak cukup dewasa untuk mengetahui motif pembunuhan terhadap Brigadir Joshua, jikalau pun motifnya "roman cinta" Â dilengkapi pelecehan seksual.
Barangkali banyak yang kuatir, jangan-jangan nanti akan muncul motif liar lainnya, menyangkutpautkan kasus ini layaknya kisah Yusuf-Zulaikha. Apapun bisa jadi motif, selama informasinya belum terkuak.
Sangat jelas kasus ini memiliki aspek psiko-hirarkis dan psiko-politis, namun tentu para penyidik belum mengarah terlalu jauh pada aspek psiko politisnya yang bisa saja melibatkan eksternal Polri.
Empat Motif Versi Media dan Publik
Tapi rasa penasaran publik tak bisa dibendung, sehingga bermunculan beragam versi menjawab rasa kepo soal motif pembunuhan itu.
Pertama; Motif  Layangan Putus dan Info A-1
Terlepas dari imajinasi yang  nakal dan liar bahkan mirip cerita fiksi, barangkali motif yang muncul dalam format tangkapan layar video di twitter milik pengguna dengan username @vanessha_amela, bisa menjadi dugaan motif cukup masuk akal.
Berikut kutipan lengkapnya;
[8/8 12:38] ****8867-xxx: Sambo selingkuh (sudah nikah diam2 padahal sama2 Kristen, polwan juga Kristen) Bu Putri minta Brigadir J cari tau  Krn curiga Sambo yg jarang pulang, akhirnya Brigadir J cari tau dan cerita soal polwan Rita ke Bu Putri,, akhirnya Bu Putri dan Sambo cekcok di kamar krn ketahuan selingkuh sama polwan ini,, Sambo marah sama brigadir j krn cari tau dan cerita semuanya ke Bu putri soal selingkuhannya, Bu putri juga dipukul Sambo tp sempat dibela oleh brigadir j,Â
Sambo akhirnya takut brigadir j cerita kemana2 soal perselingkuhannnya dan juga takut nbrigadir j cerita sambo sbg bandar situs judi 303, maka Sambo suruh Bharada E dan brp pasukannya ikat brigadir j di kursi untuk diintrogasi,, saat diikat di kursi Sambo menyiksa brigadir j, dan sampai puncaknya menembak kepalanya brigadir j,, jadi disiksa dulu baru ditembak 5x setelah itu Sambo panik dan menghubungi pihak forensik ke rumah utk membersihkan TKP, tp forensik disuruh menyamar jadi petugas PCR, setelah itu Sambo menarik cctv rumahnya.
Seolah-olah Vanessa mendapatkannya dari informan A-1, terlihat sangat percaya diri, untuk mengajukan motif begini (jika itu rekaan) dalam kasus sebesar dan se-sensitif ini.
Bahkan Mahfud MD saja sungkan untuk mengaitkannya dengan urusan, "selingkuh", "pelecehan", situs judi, apalagi dengan bumbu romantisme orang kasmaran, apalagi "dapur" institusi polri. Dapur rumah tangga saja jika sudah kisruh, dimediasi ortu dulu, baru minta bantuan KUA.
Kedua; Motif Pelecehan
Kedekatan Brigadir Joshua dengan Keluarga Putri Cadrawathi dan Ferdy Sambo menjadi salah satu kemungkinan pemicunya. Hal ini cukup masuk akal.
Jauh sebelum Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Joshua, istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi membuat laporan adanya pelecehan seksual. Laporan ini pernah disampaikan oleh Karopenmas Div Humas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Hingga kini, tuduhan tersebut belum bisa dibuktikan. Sedangkan Putri Candrawathi diketahui masih mengalami depresi karena peristiwa tersebut dan sedang didampingi oleh psikolog.
Putri Candrawathi juga turut didampingi oleh Komnas Perempuan dalam kasus dugaan pelecehan. Bahkan Komnas Perempuan menyebut benar ada tindakan kekerasan seksual dalam kasus penembakan Brigadir Joshua.
"Kasus ini betul ada kekerasan seksualnya, ada kasus penembakannya. Mari kita pisahkan sehingga pada saat yang bersamaan hiruk pikuk penembakannya tidak membuat korban menjadi lebih trauma. Itu pesan saya," ujar Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani saat di konfirmasi. Tentu saja komnas Perempuan tidak sembarangan mengeluarkan statemen sensitif dan penting seperti ini.
Kelihatannya, motif ini dengan sendirinya akan gugur ketika Putri Candrawathi jujur mengungkap kebenaran soal pelecehan itu, seperti ketika skenario versi FS dan FA gugur dimentahkan Bharada Eliezer dalam pernyataan kedua yang bertolak belakang dengan laporan pertamanya kepada penyidik.
Logikanya, Brigadir J memang bisa menjadi tempat curhat bagi istri Ferdy sambo. Selain sebagai sopir pribadi, mereka juga memiliki hubungan yang baik. Meskipun ada pernyataan baru dari Vera Simanjuntak, (pacar mendiang Brigadir Joshua) saat diperiksa penyidik Bareskrim Polri yang memeriksanya di Mapolda Jambi, bahwa Brigadir Joshua adalah ajudan langsung Ferdy Sambo, bukan sopir Putri Candrawathi.
Walaupun begitu, kalau kemudian ada hal-hal yang luar biasa seperti (pelecehan), adalah aneh,kata Refly Harun dalam Channel YouTube, Kupas Tuntas.
Padahal hubungan baik itu begitu terlihat, hal ini terlihat dari bukti tangkapan layar isi chat Putri Candrawathi yang dikirim kepada Brigadir Joshua, saat ulang tahun.
Chat itu menunjukkan harapan ibu Putri untuk stafnya Brigadir Joshua. Dilengkapi pujian, bahwa Brigadir Joshua adalah staf dan bodyguard yang hebat. Tak hanya itu Brigadir Joshua juga telah dianggap keluarga.
Ini petikan aslinya;Â "This is my message in your birthday. Today hopefully whatever you wish n pray for will come true. I hope that hope will also bring happiness. Â And I'm so grateful to have you as bodyguard, friend n family. You're such a great staff.
Hope your birthday is a special as you are. Happy Birthday My Great bodyguard SUA," tulis Putri Candrawathi, dikutip PortalYogya.com dari FB Roslin Emika.
(terjemahan: Ini pesanku di hari ulang tahunmu. Hari ini semoga apa pun yang kamu harapkan dan doakan akan menjadi kenyataan. Saya berharap harapan itu akan membawa kebahagiaan. Dan saya sangat bersyukur punya bodyguard, teman dan keluarga seperti kamu. Kamu adalah staf yang luar biasa.)
Berikutnya dilansir KlikBondowoso.com dari laman seputartangsel.com pada 6 Agustus 2022, hubungan baik tersebut terlihat saat ulang tahun adik Brigadir Joshua yang juga diadakan dirumah Ferdy Sambo.
Pertanyaan besarnya, mengapa Brigadir Joshua, kemudian mati ditembak dan bahkan konon mengalami penyiksaan?. Ataukah, Brigadir Joshua betul-betul ingin melecehkan karena keakraban tersebut salah diartikan?.
Kiranya, isu ini sengaja ditahan hingga saat ini, karena menjadi justifikasi paling logis, apalagi jika benar ada (faktor) psikologis dalam tubuh internal Polri yang sensitif untuk diketahui publik. Â Terutama motif kedua, soal "skuad lama". Padahal publik sudah terlanjur kepo sekali.
Ketiga; Motif Jaringan Kelas Atas
Motif ini adalah isu paling sensitif, karena jika benar, kasusnya memiliki aspek psiko-hirarkis dan psiko-politis, yang bisa saja melibatkan eksternal Polri.
Investigasi diperlukan, apalagi ketika di awal kejadian Irjen FS, merencanakan meminta perlindungan pada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Hal ini menimbulkan praduga masih ada kemungkinan oknum terlibat diatas pangkat dari Irjen FS atau petinggi negara di luar Polri. Tentu saja dugaan patut ditindaklanjuti dan disidik lebih mendalam oleh Polri dan Kompolnas.
Sebesar apa "udang" dibalik kasus ini dan "disembunyikan" oleh Irjen FS atau oknum lainnya?. Atau seperti biasa, ketika pelaku utama banyak memegang kartu truf para oknum petinggi Polri atau pejabat negara, membuatnya sulit "disentuh hukum".
Bisa jadi juga melibatkan oknum di luar institusi Polri, semacam kongkalikong bisnis, bisa jadi ada pengusaha besar alias mafia atau bandar, pejabat elit, politikus, yang masuk dalam jejaring kasus ini.
Barangkali ini yang termasuk area sensitif bagi orang yang belum dewasa?.Aspek psiko-politis yang justru membutuhkan bantuan publik menjadi pengawalnya.
Keempat; Motif Persaingan Dalam dan Antar Skuad
Jika anda pernah menonton Film Equalizer-2 yang dibintangi Denzel Washington, akan mudah memahami motif yang keempat ini. Ketika sebuah satuan selesai tugas, dan beralih pada profesi ilegal, maka anggota skuad yang bersih harus dihabisi, agar kerja rahasia mereka tetap eksis.
Pengacara Brigadir Joshua, Kamarudin Simanjuntak, pernah mengungkapkan adanya skuad lama yang mengincar Brigadir Joshua.
Ada informasi rahasia yang diketahui Brigadir Joshua, dan dapat jatuh ketangan pesaing, atau bocor ke pihak ke-3, semua dicoba diproteksi oleh tersangka Irjen FS, karena kekuatiran kebocoran info penting yang bisa membuka atau membongkar aib.
Meskipun bukti ancamamnya berbunyi; Â "Menjadi urusan rakyat ketika sebuah institusi yang kita cintai - Polri - mau dihancurkan oleh oknum yang ada didalamnya untuk kepentingan pribadi, dan saling menutupi kejahatan diantara mereka".Â
Membutuhkan analisis mendalam atas substansi makna yang muncul. Bisa jadi, apa yang dimaksud dengan kalimat ancaman "Apabila Naik ke Atas" yang diterima Brigadir Joshua pada bulan Juni, dan sehari sebelum dibunuh, diduga keras adalah informasi mahal yang diketahui Brigadir Joshua dan tidak boleh bocor .
Pertama; Kalimat, "Kepentingan pribadi"---bagi Brigadir Joshua apa keuntungannya?. Dan Kedua; "Saling menutupi kejahatan diantara mereka"---barangkali maksudnya persis seperti cerita film Equalizer-2, skuad harus menjaga kelompok dan misinya.
Timsus dan Irsus dengan pengawalan Kompolnas yang diketuai oleh Menko Polhukam Mahfud MD harus bekerja sinergis menggalinya lebih dalam.
Seperti pertanyaan sahabat kompasianer H. Asrul Hoesein, "Begitu mahalkah nyawa seorang Brigadir  Joshua?". Baca Tautan artikel lengkapnya : Mengapa Ada Ancaman "Apabila Naik ke Atas" ke Brigadir "J"
Apakah ini ada kaitan dengan posisi Brigadir Joshua yang tak pernah jauh dari Irjen Ferdy Sambo?. Brigadir  Joshua  sebelum menjadi ajudan Irjen "FS" di Divisi Propam Polri, bekerja dan bertugas bersama Irjen Ferdy sambo di Bareskrim Polri. Brigadir  Joshua  selaku penyidik di Bareskrim Polri tahu banyak kasus yang mereka tangani.
Dalam simpang siur berita di media, publik menyangkutpautkan dengan kasus KM 50Â yang menghebohkan itu. Sebab, jika hanya karena sebab pelecehan, mengapa Irjen Ferdy sambo kebakaran jenggot, dan membuat skenario dengan melibatkan begitu banyak oknum Polri dan dilakukan secara berjamaah?.
Terlepas benar tidaknya, motif itu berangkat dari fakta-fakta yang muncul dalam rentetan peristiwa yang masih terus bergulir menunggu titik pemberhentian.
Rasanya tak sabar menunggu semua berakhir, karena sebenarnya ketika pihak penyidik sudah menetapkan mantan kadiv propam Ferdy Sambo sebagai tersangka, motifnya juga sudah terbuka.Â
Tapi apa, atau yang mana motifnya?. Apakah diantara empat motif itu, atau ada motif lainnya. Dan bisa jadi benar, motif "lainnya" itu begitu sensitif, dan hanya orang dewasa yang boleh mengetahuinya.
Tapi apa publik tak boleh menjadi dewasa, atau biarlah institusi Polri menjadi lebih dewasa karena munculnya kasus ini, berkat Brigadir Joshua.Â
referensi: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H