Pemain muda Lakshya Sen, menjadi penyumbang kemenangan pertama setelah menggulingkan Anthony Sinisuka Ginting. Ini menjadi kejutan tak terduga, dan menjadi kompor kemenangan bagi dua kelas selanjutnya di kelas ganda. Meski Ginting awalnya menguasai pertandingan, memimpin 1-0 dengan mengalahkan Lakshya Sen 8-21. Sayangnya dua set berikutnya direbut Lakshya, 21-17 dan 21-16.
India menggenapi kemenangan fenomenal Lakshya, dengan memenangkan kelas ganda putra. Pasangan India Satwik Sai Raj/Chirag Shetty berhadapan dengan pasangan Indonesia Ihsan/Kevin. Sama seperti kemenangan Lakshya, pada set pertandingan pertama, pasangan Indonesia menang 21-18, tapi dua set berturut-turut direbut dan dirampungkan dengan kemenangan tipis 23-21 dan 21-19.
Dengan posisi India memimpin 2-0, Kidambi Srikanth tinggal menciptakan momen kemenangan bersejarah itu, dengan menggenapinya secara cepat dengan kemenangan dua set langsung di laga ketiga. Set pertama 21-15 untuk memimpin 1-0, dan, set kedua 22-21. Kidambi Srikanth menciptakan sejarah dan memberi India kemenangan 3-0.
Generasi Emas India
tempo.co
Lakshya Sen, Satwik Sai Raj/Chirag Shetty dan Kidambi Srikanth, adalah generasi emas India setelah era Prakash Padukone, super star bulutangkis India yang tak terbantahkan kiprahnya.
Kejuaraan PialaThomas dan Uber Cup 2022, menjadi catatan sejarah baru. Apakah prediksi Prakhas, tentang kekuatan para juara bulutangkis yang kini tak makin merata, setelah kurangnya dominasi China, kini juga dialami Indonesia?.
Tentu saja, ini menjadi amunisi tambahan bagi Denmark dan Jepang yang masing-masing baru mengantongi satu kali kemenangan untuk menambah koleksi kemenangannya. Bukan tidak mungkin, karena kemenangan India kali ini juga jauh dari ekspektasi para pengamat bulu tangkis dunia.
Bahkan Indonesia, sama sekali tak menduga, jika Piala Thomas penggenap kemenangan ke-15, bakal direbut India. Indonesia, justru lebih mengkuatirkan kekuatan China, musuh bebuyutannya.
Memang kemenangan Indonesia tidak lepas dari peran pelatih tim Thomasnya yang ternyata berasal dari Indonesia. Jauh sebelum menangani dunia perbulutangkisan India, Mulyo Handoyo sudah lebih dulu mencetak legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat.
Tentang satu hal ini, penting juga menjadi catatan bagi Pemerintah kita dalam mengurus dunia bulutangkisnya. Perhatian dan dukungan bagi masa depan para pemain bulutangkis mestinya juga tak bisa dilepaskan begitu saja. Jangan sampai nasib para mantan pemain legendarispun luntang-lantung tak jelas, tanpa "imbalan" atas jasa-jasa mereka. Seperti kisah Tati Sumirah di akhir kisah hidupnya.
Masa Depan bulutangkis Indonesia
Perkembangan dunia bulu tangkis Indonesia, kini bukan tak heboh lagi, hanya saja memang peta kekuatan terus berkembang di masing-masing negara pecinta bulutangkis. Memang secara personal, legenda-legenda pebulutangkis "belum" lahir.Â
Hingga kini, nama besar Liem Swie King, si raja smash-King Smash, Rudy Hartono, Alan Budi Kusuma, Haryanto Arbie, Taufik Hidayat, Christian Hadinata/Ade Chandra, Rexy Mainaky/Ricky Subagja.Â