Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Saatnya Modest Wear Mengejar Momentum Lebaran

18 April 2022   02:30 Diperbarui: 18 April 2022   19:58 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana dengan anak-anak lain yang orang tuanya terkena krisis pandemi dan kehilangan kemampuan daya belinya?.

 Masih ingat dengan lagu Dhea Amanda, penyanyi cilik yang menyanyikan lagu baju lebaran yang menjadi "viral", karena pesan penuh kesederhaannya?.

Baju baru, Alhamdulillah
'Tuk dipakai di hari Raya
Tak punya pun, tak apa-apa
Masih ada baju yang lama (oh, ya?)

Memang lebaran tahun ini akan terasa beda. Pertama setelah pemerintah melonggarkan para pemudik dari kewajiban tes PCR, bagi yang sudah vaksin, itu artinya mudik akan lancar jaya dan waktunya bersilaturahim dengan keluarga akan terpenuhi.

Tapi soal outfitnya?. Sebagian orang tua mungkin akan memilih memakai baju lebaran lama. Cukup seragam putih dan sarung, sedangkan untuk anak-anak adalah prioritas. 

Bagaimanapun, meski diberi pemahaman, bagi anak-anak, lebaran identik dengan baju baru. 

Bagaimanapun daya beli sebagian orang terpuruk sejak pandemi, masalah baju baru lebaran untuk anak-anak bakal jadi gangguan. Sekalipun mereka baru saja mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Kecuali bagi mereka yang bekerja kantoran, mungkin di akhir tahun akan mendapatkan tambahan Tunjangan Hari raya (THR), atau bonus kantor.

Nah, Jika makanan punya rumus makanan yang baik itu, halalan thayyiban-selain halal, suci dan bersih. Jadi lebaran kali ini bisa saja di gunakan rumus yang sama. Cukup baju lama atau baju putih bersih, plus tambahan sarung sudah bisa jadi outfit andalan lebaran.

img-8596-1-625c6ab6bb4486237d60a864.jpg
img-8596-1-625c6ab6bb4486237d60a864.jpg

sumber foto dokpri

Apa ada solusi mengatasinya?.

Dahulu para orang tua kita menggunakan tiga cara, menjahit pakaian itu sendiri, mengajak ke tukang jahit,  atau baju regenerasi antar "angkatan anak". 

Tapi sekarang kebiasaan itu telah jauh ditinggalkan. Pertama karena ragam outfit sudah banyak di pasaran dengan harga lebih terjangkau. Kedua; ongkos jasa jahit per satuan pakaian atau celana kita sudah jauh sangat mahal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun