Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Pesta Demokrasi Harus 14 Februari 2024?

3 Februari 2022   01:35 Diperbarui: 15 Februari 2022   22:25 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halonusa.com

pemilih-muda-siap-berpartisipasi-untuk-pemilu-2019-5be171eeb3164-61fc0e25bb448674f83d0cd4.jpg
pemilih-muda-siap-berpartisipasi-untuk-pemilu-2019-5be171eeb3164-61fc0e25bb448674f83d0cd4.jpg
limawaktu

Yakinkah bisa Merayu para pemilih pemula, para swing voter, yang suka mengikut tren dan berubah pilihan?

Ada berapa anak muda "Usia Pemilu" di tahun 2024 mendatang?. Menurut katadata, jumlah siswa sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 5,01 juta siswa. Mayoritas berasal dari sekolah negeri sebanyak 3,70 juta siswa. 

Artinya kurang lebih ada 5,01 juta siswa yang tidak lain adalah 'young voter" alias pemilih muda. Mereka adalah para debutan dalam politik, mereka para swing voter, yang gamang dalam memilih, masuk kotak suara pun butuh rayuan. Jadi antara penasaran dan rasa takut, mereka tetaplah potensi terbaik bagi perpolitikan Indonesia saat ini.

Fakta lainnya, pemilih dari generasi milenial dan generasi Z diprediksi akan mendominasi suara pada Pemilu 2024. Dari daftar pemilih tetap (DPT) pemilu serentak 2019, pemilih berusia 20 tahun mencapai 17.501.278 orang, sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebesar 42.843.792 orang.  Untuk Pemilu 2024, jumlah pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 60 persen dari total suara pemilih.

Momentum memanfaatkan potensi mereka akan semakin terbuka luas, mengapa?. Pemilu 2024 mendatang bertepatan dengan Hari valentine. Terlepas dari pro dan kontra memaknai valentine day itu, pemilu tetaplah pemilu, jadi kebutuhannya pada keikutsertaan para pemilih muda dalam pesta demokrasi itu sebagai konstituen. 

Persoalan lain adalah, meskipun pemilih muda adalah potensi baru, namun bisa jadi blunder jika pendekatannya salah, karena bisa saja mereka akan memilih merayakan valentine day daripada bersibuk-sibuk ikut urusan politik yang bikin sakit kepala. Artinya, mereka berpeluang juga menjadi penyumbang "golput" dalam pemilu 2024.

Mainkan Jurus Medsos 

Masih ingat bagaimana kisah Donald Trump menggembosi pendukung Hillary Clinton pada saat-saat akhir pemilu presiden Amerika pada 2016?. Apa strategi yang dianggap sangat kontroversial. Donald Trump memanfaatkan data di facebook, lebih tepatnya "mencuri data pribadi pengguna facebook"untuk mendongkrak elektabilitasnya. Caranya, ia menggunakan data segmentasi dari banyak tingkatan untuk "memahami" apa kebutuhannya dan kemudian masuk ke dalamnya.

Apa kaitan dengan pemilu 2024 dan para young voter yang potensial itu?. Ketika pada calon dalam pemilu 2024, bisa memahami dan memanfaatkan momentum pemilu dan mengaitkannya dengan valentine day, para calon bisa keluar menjadi salah satu jawara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun