Setidaknya menurut anjuran banyak pakar minimal ada enam langkah positif untuk hasil terbaik;
Pertama, Pahami pendapatan yang kita terima, berapa yang akan kita sisihkan untuk kebutuhan sehari-hari, untuk biaya sekolah, untuk biaya kesehatan, alokasi dana untuk jalan-jalan, bukankah hidup juga untuk mencari kesenangan.Â
Kedua, Menyisihkan Uang untuk simpanan, terserah apa yang menjadi pilihan kita, apakah kita sekedar menabung, dan berapa persen sebaiknya dana alokasi itu, setelah dipotong beragam kebutuhan  "operasional" kita sehari-hari dan untuk dana emergency?.
Ketiga, berinvestasi untuk masa depan, apakah kita akan memilih berinvetasi pada emas, saham, atau uang crypto karena eranya sudah datang sekarang. Sekali lagi, berapa persen harus kita sisihkan setelah dikurangi kebutuhan yang paling urgen untuk keberlanjutan rumah tangga kita.Â
Keempat, Jika memang dibutuhkan sebagai bagian dari alangkah investasi kita, mungkin kita bisa meminta bantuan dari pihak ketiga, dengan mengajukan dan menggunakan pinjaman dengan bijak. Impian kita memiliki rumah sendiri, kendaraan sendiri, harus direncanakan dengan baik karena itu kebutuhan utama untuk keberlanjutan impian kita dan keluarga, apalagi jika rumah telah dilengkapi dengan kehadiran anak-anak yang akan semakin berkembang dan bertumbuh.
Kelima, Proteksi diri untuk keadaan darurat dan masa tua. Nah disinilah kita harus bertindak super bijak, apa pilihan yang dapat menjembatani impian dan kekuatiran kita tentang masa depan kita dan keluarga. Apakah pernah terpikirkan untuk memproteksi kita dan keluarga serta asset kita dengan asuransi terbaik?.
Maka, langkah Keenam, Belanja pendapatan secara terencana, harus menjadi kunci keberhasilan kita.
Coba kita renungkan sekali lagi tentang hidup dan impian kita. Apa yang telah kita jalani dan apa yang telah kita peroleh dalam perjalanan menuju kedewasaan, kemandirian dan masa depan yang lebih baik?
Tahap mengumpulkan kekayaan
Seorang teman yang sukses, bercerita bahwa dulu ektika kecil, ia mengikuti jejak ayahnya berbisnis. Ia menjadi "pekerja" bagi ayahnya sendiri. Sederhana sekali langkahnya, tapi apa efek terdahsyatnya?.Â
Ia belajar banyak tentang keuangan, manajemen keuangan, kemandirian dan bagaimana mengelola kekayaan sebagai investasi masa depan. Ketika ia berada di bangku kuliah, ketika teman-temannya sedang asyik "kuliah" ia telah memikirkan membangun sebuah bisnis, memiliki asset sendiri.Â