Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Punya Nama Jalan Tapi Makan Hati!

28 Januari 2021   08:35 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian unik ini terjadi di Ottawa, Kanada. Awalnya Trump Avenue adalah salah satu jalan kesohor dan jadi kebanggaan, yang berada di  sisi barat Ibukota Kanada, Ottawa. Namun paska lengsernya Trump dari kursi kepresidenan  dengan intrik politik yangnya, membuat warga di jalan tersebut merasa risih. 

Mereka telah lama memendam hasrat tersebut, namun karena ketika itu Trump masih berkuasa, mereka berusaha menahan diri. Saat ini dianggap waktu yang tepat untuk memprakarsai kembali perubahan nama tersebut. Giliran tokohnya bermasalah, kini mereka bingung untuk memikirkan bagaimaan cara menggantinya.

Anggota Dewan Kota Ottawa, Riley-Brockington bahkan mulai mengumpulkan dukungan untuk pengajuan petisi yang sebenarnya telah bertahun-tahun lalu di ajukan. Namun karena pertimbangan "politis dan etis" sehingga rencana tersebut hanya singgah di atas kertas. Sebenarnya aturannya untuk memuluskan petisi itu hanya mensyaratkan 50 persen  warga setuju perubahan nama tersebut. Tapi banyak hal harus ditimbang-timbang.

Tapi dunia memang unik, setali tiga uang, penduduk New York juga  ingin nama Trump Tower diganti, meskipun itu mustahil karena, empunya gedung adalah Trump sendiri. Sebaliknya, penduduk salah satu kota di Rusia malah membuat petisi untuk mengubah nama jalan menjadi Donald Trump. Nama tersebut dipilih untuk mengganti nama jalan sebelumnya 'Jalan Bezbozhnaya 2'. Alasan memilih nama Donald Trump karena setelah dia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Trump menjadi sahabat Rusia. 

"Bezbozhnaya jika diterjemahkan berarti 'jalan tak bertuan'. Ini merupakan nama salah satu jalan di Ryazan yang dipakai setelah revolusi Bolshevik tahun 1917. Setelah pemerintahan Tsar digulingkan, para penguasa komunis berusaha untuk menghapus agama, dan mendorong penduduk setempat untuk jadi penganut Atheis. Beberapa orang Rusia modern menganggap nama jalan tersebut penghinaan dan bertentangan dengan nilai-nilai Rusia terhadap keyakinan dalam beragama," (Daily Mail).

Namun, ada kemungkinan nama jalan tidak dapat diubah. Sebab, biasanya sebuah jalan dinamai dengan nama orang terkenal lima tahun setelah kematian mereka. Meski begitu, banyak orang yang menganggap itu ide yang baik.

Sisi baiknya, kita harus berhati-hati dalam "menilai" seseorang, karena track record bisa menjadi petunjuk. Namun dalam urusan politik, suasana dan kondisi bisa berubah seperti arah angin. Ada baiknya kita memilih saja nama "mereka-mereka" yang dengan jelas telah "menyimpan" nama baiknya melalui sejarah panjangnya, daripada latah atau kepentingan politis belaka yang sesaat.

Bagaimana dengan di Indonesia? penyakit latah harus jadi pelajaran, agar tak ikutan bingung dan malu seperti warga di Ottawa dan New York yang terlanjur salah memilih idola . Nah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun