Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kritik Pedas dan Misteri "Hilangnya" Jack Ma

8 Januari 2021   03:36 Diperbarui: 10 Januari 2021   02:04 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://heloborneo.com/kilas-dunia/jack-ma-alibaba-ant-group/2021/01/05/

Mencermati petuah Bill Bishop, seorang pengamat China, bisa membuat para pebisnis di China ketar-ketir. Pasalnya, "seberapa kaya dan sukses Anda, mereka (baca; Pemerintah) bisa mengoyang Anda sewaktu-waktu".

Ma adalah sebuah bukti dari kulminasi rentetan 'kritik pedas" yang ditunainya. Terlepas dari sengaja atau tidak sengaja, protes yang dilakukan Jack Ma yang secara terang-terangan dan terbuka menentang dan mengkritik pendekatan pemerintah China terhadap regulasi keuangan, membuatnya sempat "hilang" dari peredaran selama beberapa waktu, tepatnya 2 bulan sejak Oktober 2020.

Bahkan sebuah berita hoaks yang berasal dari website Mediamass yang ditenggarai sebagai akun media sosial yang dapat dipercaya menulis "R.I.P Jack Ma" dengan "titipan" pesan rasa empati dan "like", yang sontak menyebabkan banjirnya ungkapan bela sungkawa, mengabaikan proses "saring sebelum sharing", padahal nyatanya ia baik-baik saja.

Bisa jadi pukulan berat akibat dibatalkannya penjualan saham perdana atau IPO Ant Financial, raksasa fintech yang dikendalikan Jack Ma oleh pemerintah  menjadi salah satu penyebabnya misteri hilangnya. Selain karena alasan ia tetap harus bertahan di negaranya selama proses investigasi perusahaan Ant, ia juga memilih berhati-hati bicara. Konon lagi jika kritiknya yang menyebut sistem bank dan keuangan China menghambat inovasi dan dikuasai orang-orang tua, makin membuatnya jadi incaran pemerintah. Terutama jika dikait-kaitkan dengan monopoli Ant yang diprediksi memecahkan rekor terbesar IPO (penjualan saham perdana)

Seperti dicetuskan oleh Andrew Batson, direktur riset di Gavekal Research Limited dan Pengamat China, Bill Bishop, peristiwa besar sekalipun dipicu oleh perusahaan raksasa dan didirikan oleh sosok berpengaruh, merupakan pengingat bahwa mengkritik pemerintah China, siapapun orang yang melontarkannya selalu penuh resiko. Peristiwa bisnis tersebut sekaligus menjawab teka-teki, misteri hilangnya pesohor bisnis pendiri Alibaba kelahiran Hangzhou itu , yang bahkan dikabarkan meninggal dunia.

Berbagai persoalan terkait perseteruan antara pemerintah dan pebisnis, sesungguhnya adalah sesuatu yang jamak. Kita mengenalnya dalam konteks Antitrust, yang merupakan kebijakan pemerintah untuk menangani monopoli, dan penyalahgunaan kekuatan besar oleh perusahaan-perusahaan besar untuk memonopoli, melalui merger dan akuisisi. Sedangkan dalam kasus kritik Jack Ma, hal itu juga semacam "jalan lain" yang kurang lebih sama, dalam konteks antitrust juga.

Dalam kasus serupa perseteruan antara Pemerintah Amerika dan Bill Gates melalui perusahaan raksasanya Microsoft, juga pernah terjadi. Masih dalam koridor soal monopoli dalam penguasaan penjualan produk tertentu yang menyasar publik secara luas, yang dikuatirkan membuat sebuah perusahaan raksasa menjadi penguasa tunggal, yang dapat bertindak semena-mena dalam penentuan kebijakan soal harga.

Bagaimana dalam konteks Indonesia, apakah kasus serupa juga menjadi peringatan dan sinyal agar kehati-hatian dalam melontar kritik dan mengambil kebijakan bisnis menyangkut khalayak luas, juga diwaspadai dalam rumus; seberapa berpengaruh Anda, pemerintah tetap lebih berkuasa!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun