Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Politik

Palestina dan "Ramuan Ajaib"Joe Biden

5 November 2020   12:26 Diperbarui: 27 Januari 2021   20:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.jawapos.com/internasional

Sejak pertama mengenal televisi, selain "Mana Suka Siaran Niaga", Dunia Dalam berita menjadi satu-satunya saksi sejarah yang tak pernah absen menayangkan berita tentang konflik "abadi" Palestina-Israel. Bahkan hingga puluhan tahun kemudian, berita konflik mereka tidak pernah lepas dari perebutan wilayah yang dimulai sejak Perang Arab-Israel 1948. 

3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.  Maka ketimpangan ini terus memicu ketidakpuasan berbagai kelompok yang saling berseteru termasuk negara-negara Arab dan Non Arab yang sejak awal tidak menyetujui hilangnya kedaulatan Palestina.

Namun sejarah berkata lain, bahkan kehadiran Donald Trump sejak terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 pada pilpres 2016 dari Partai Republik; ia mengalahkan calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, justru memperkeruh suasana Arab yang sudah panas menjadi lebih panas, dengan keputusan kontroversialnya menjadikan Yerussalem sebagai ibukota Israel secara sepihak pada 6 Desember 2017. Sialnya meski keputusan Trump ini mendapat penolakan dari banyak negara, dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, Dewan Keamanan PBB tak dapat menerbitkan keputusan tanpa sokongan dari Amerika Serikat.

Bagaimana kemungkinan arah bandul politik akan berayun di bawah kepemimpinan Joe Bidden, seorang Republikan yang menyenangani kerjasama multilateral , dibanding Trump yang suka kerjasama bilateral. Apakah Palestina akan menemukan masa depannya yang baru atau justru sebaliknya akan kehilangan segalanya.

Kisah sejarah tanpa akhir ini dalam anekdot komik mengingatkan kita pada kisah Asterix-Obelix yang tinggal disebuah desa kecil yang dikungkung pasukan Romawi yang tak pernah jera dan puas mengganggu desa kecil tersebut. Beruntung mereka memiliki "ramuan ajaib" untuk terus bertahan.

Karena setidaknya ada 5 hal yang akan menjadi perhatian Joe jika terpilih, Kemesraan dengan sekutunya NATO dan soal WHO, Perubahan Iklim, Iran, Yaman dan Konfik Arab-Israel.  Joe Biden jauh lebih tradisional di mana AS mengambil peran yang didasarkan pada lembaga internasional pasca-Perang Dunia Kedua. Selain itu, semua mesti berdasarkan nilai-nilai demokrasi Barat bersama. Ini adalah salah satu aliansi global di mana Amerika memimpin negara-negara bebas dalam memerangi ancaman transnasional.

Biden juga mencoba menyelematkan citra Amerika yang porak-poranda dengan upaya yang disebut Biden sebagai  menggalang demokrasi melawan  gelombang otoritarianisme yang meningkat.

Biden seperti pengawal lama Demokrat, adalah pendukung setia dan pembela lama Israel – meski kata pendudukan tidak termasuk dalam platform kebijakan luar negeri partai, Biden tak mungkin mengadopsi kebijakan pemerintahan Trump terhadap Tepi Barat yang diduduki. Sayap kiri Partai Demokrat, yang memiliki koalisi kebijakan luar negeri yang jauh lebih berkembang dan tegas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mendorong tindakan yang lebih besar terhadap hak-hak Palestina.

Apakah Joe Biden, akan membawa 'ramuan ajaib" yang tidak saja membuat Palestina bertahan, namun dapat memperoleh kedaulatannya yang hilang. Atau kebijakan politik ala Joe-nya malah justru membuat negeri Teluk itu makin tak jelas nasibnya. Kita lihat saja nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun