Usai sudah gawe besar yang diselenggarakan oleh Propinsi DKI Jakarta. Dan akhirnya Jokowi-Ahok hampir dipastikan sebagai pemenangnya. Sebagaimana kita ketahui DKI Jakarta adalah Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Miniatur Indonesia baik dari segi sosial, politik, agama, semua "tumplek blek" di sini. Itulah mengapa Pemilukada di DKI Jakarta menjadi pusat perhatian seantero Nusantara. Hasil Pemilukada di DKI Jakarta merupakan refleksi dari dinamika keragaman kehidupan berbangsa. Cerminan kecerdasan bangsa dalam bersosial-politik.
Namun demikian ada beberapa catatan dari saya yang mesti kita cermati bersama-sama.
Catatan Pertama, kemenangan Jokowi dapat membangkitkan kegairahan berpolitik rakyat DKI Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. Setelah sekian lama kegairahan berpolitik meredupa karena ulah para pejabat dan partai politik yang jauh dari harapan rakyat.
Catatan Kedua, Jokowi memenangkan Pemilukada DKI Jakarta lebih banyak disebabkan pemfiguran dirinya yang diidentikkan dengan pemimpin yang merakyat, yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil. Hal inilah yang perlu mendapatkan catatan khusus karena jika Jokowi gagal menempatkan dirinya seperti yang telah difigurkan dan diidentikkan kepada dirinya maka yang terjadi adalah kegairahan berpolitik rakyat akan kembali meredup. Kepercayaan rakyat kepada kehidupan politik bangsa akan menghilang. Rakyat akan kehilangan kepercayaan kepada seorang figur setelah kehilangan kepercayaan kepada partai politik. Hal ini akan membahayakan kelangsungan kehidupan berbangsa.
So...akhirnya saya ucapkan selamat kepada Jokowi - Basuki dan para pendukungnya. Tetaplah amanah dan istiqomah pada apa yang difigurkan dan diidentikan. Beban berat ada di pundak Bapak berdua.
Cikarang, 20 September 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H