Lihat kaki-kaki itu
memar, merah, lebam
beranak darah
Sayup, hitam matamu
menerang jauh, begitu jauh dan begitu berat
tanpa optimisme
kau bahkan tak mampu meringkik lagi
syaraf-syaraf otakmu tak mampu lagi berpikir
urat-urat otot, terpecah..... Remug
hanya suara keluh
kuda itu, tak mampu bersuara
kuda itu, kuda malang
yg hampir mati terbunuh, berikut semangat, pribadinya
jiwa, raga gusar tak bermakna
nyaris terkubur dalam tanah-tanah kuning penyesalan
Penyesalan akan semuaaaa,, kesalahan
semua pilihan
semua optimisme
semua kepercayaan diri
Kuda, bahkan Tuhan penciptamu,
bersedekap dagu, kebinggungan
Kuda, bangkitlah
dgn semua sisa-sisa
kuda takdirmu adalah sang juara
kuda, tarik nafas dan meringkiklah
kuda, tarik nafas lalu merangkaklah
kuda, kiamat belum datang
meski kau terhempas begitu dalam
Kuda, Ibu bangga engkau terluka dalam pertarungan
Kuda, Mulailah tersenyum dan menjerit lantang
Kuda, berteriaklah
Kuda jangan tenggelam
paling tidak, masih tersisa nafas
dan beberapa urat syaraf
Kuda, Massa muda mungkin kalah tak bersisa
tapi, ingat kau masih punya massa tua yang harus dimenangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H