Mohon tunggu...
Feri Sapran
Feri Sapran Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagian dari bangsa yang kebinggungaan, Tidak menganut paham Timur Kolektifisme dan turunannya, tidak menganut ajaran Individualis dan sempalannya,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Republik Remuk

9 Februari 2015   19:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

anak-anak bertelanjang dada
tertawa dengan rusuk terlihat kemana-mana
kami tinggal di negeri para kurawa
mereka tertawa melihat tangis anak sebangsa

Andaiku punya 10 peluru kendali
sudah ku bikin rata negeri ini
negeri yang diisi para banci
yang hanya bisa onani dan masturbasi
di tengah pekik lapar anak negeri

Negeriku, negeri pungli
lebih babi dibanding babi
mulai dari lurah sampai panglima

negeriku, lebih anjing dibanding anjing
penguasa menggigit sambil nungging
aparatur ku lebih setan dibanding setan
berpesta porah ditengah jelata kesulitan

Tertawalah, segembira-gembiranya
bergembira sambil pesta sodomi bersama
suatu hari kami jelata,
akan meyeret mayat kalian sambil tertawa

Negeriku negeri bajingan
bangsaku, bangsa bangkrut

9 Februari, secangkir kopi dan sebatang rokok hutangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun