Mohon tunggu...
Arif Saefudin
Arif Saefudin Mohon Tunggu... -

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Model Pertanian Berwawasan Lingkungan

17 Mei 2011   14:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:32 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sekarang ini pembudidayaan ternak masih tradisional sehingga produktivitasnya rendah. Masalah kekurangan pakan selalu berulang setiap tahun sehingga penggembalaan ternak di kawasan hutan, sawah, kebun merupakan solusi termudah bagi masyarakat meskipun berdampak buruk bagi tanaman yang dibudidayakan ataupun institusi kehutanan. Pembuatan manajemen budidaya ternak diharapkan dapat merubah pola budidaya ternak menjadi lebih baik dan berwawasan lingkungan serta menguntungkan petani.

Petani di Indonesia rata-rata mereka adalah petani padi karena makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Mereka menanam padi seharusnya tidak sekedar menanam, panen kemudian menunggu hasilnya yang banyak namun harus dapat memanfaatkan apa yang bisa didapat sebagai nilai tambah.

Setelah panen bisanya jerami padi hanya diletakkan begitu saja bahkan dibuang atau dibakar dengan begitu saja padahal jika dilihat dari nilai ekonomis jerami padi mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan menguntungkan. Jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti sapi, ayam yang dapat membuat ternak menjadi gemuk karena jerami padi mengandung sedikit protein, lemak dan pati serta serat kasar yang relatif tinggi karena lignin dan silikanya tinggi. Cara memfermentasinya yaitu tumpuk jerami dengan ketebalan sekitar 30 cm dan taburkan campuran serbuk probiotik dan urea secara merata pada tumpukan jerami tersebut, kemudian disiram air diatas tumpukan jerami secara merata untuk mempertahankan kadar air jerami sebesar 60 %. Pada saat penyemprotan / penyiraman dapat pula ditambahkan molases/tetes tcbu ke dalam air sebagai bahan makanan mikroba dalam probiotik.Ulangi proses 1 sampai dengan 3 hingga beberapa lapisan. Setelah selesai jerami yang telah di campur probiotik dibiarkan 21 hari pada tempat yang teduh (terhindar dari sinar matahari dan air hujan). Setelah 21 hari bongkar tumpukan dan jemur dengan sinar matahari sehingga kadar air diperkirakan mencapai 15 %. Setelah kering dapat ditumpuk kembali dan simpan ditempat yang teduh. Jerami siap untuk diberikan pada ternak.

Pemberian pakan ternak dari fermentasi jerami dapat menggemukkan ternak. Ternak akan menjadi gemuk, lingkar dada besar serta mempunya panjang badan yang panjang. Selain itu pemanfaatan ternak tidak hanya untuk dijual saja namun juga memanfaatkan kotorannya yaitu dapat dibuat pupuk kompos. Adapun pupuk kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan yang telah mengalami dekomposisi atau pelapukan. Kompos yang baik adalah kompos yang telah menpunyai umur pelapukan yang cukup dengan ciri-ciri warna sudah berbeda dari warna asal, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruangan. Proses pengomposan adalah proses penurunan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (<20). Selama proses pengomposan terjadi perubahan unsur kimia yaitu : karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan HO2 , yang menguraikan senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tanaman. Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat pada rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu yang lama. Sehingga kompos dapat digunakan sebagai memupuk padi tersebut.

Selain itu kotoran dapat dijadikan biogas yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi pengguna karena dapat mengurangi biaya pembelian bahan bakar, lingkungan rumah menjadi bersih, tidak berbau, pekerjaan didapur lebih singkat dan hemat dalam penggunaan alat dapur. Kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas ternak baik domba, sapi, ayam dll. Selain itu jugamembantu institusi kehutanan untuk mempercepat keberhasilan reboisasi hutan, menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani selain peningkatan berat ternak juga meningkatkan produksi padi, sehingga petani mempunyai keuntungan yang ganda yaitu dari bertani padi serta beternak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun