Mohon tunggu...
Yosi Suzitra
Yosi Suzitra Mohon Tunggu... -

Ibu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesia-siaan yang berulang

3 September 2012   05:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hampir lima tahun kami membuka usaha di dekat sebuah kampus di Yogyakarta. Berarti sekitar lima kali kami menyaksikan bagaimana repotnya mahasisiwa baru yang akan mengikuti OSPEK. Dulu saat menjadi mahasisiwa baru dan harus mengikuti OSPEK,seingat saya juga merepotkan. Kalau sekarang, saya suka membatin, “Dulu, kok saya mau-maunya ya, ikut OSPEK. Padahal kalau tidak ikutpun rasanya tidak apa-apa.”

Saya tidak memahami atas dasar apa perguruan tinggi terutama, masih saja melaksanakan kegiatan ini. Menurut pemikiran saya yang awam, OSPEK itu hanya kesia-siaan yang berulang. Kalau memang OSPEK merupakan kegiatan untuk pengenalan kampus dan seluk beluknya, pasti ada cara lain atau kegiatan lain yang lebih baik. Bukan dengan cara menyuruh mahasiswa baru untuk memakai atribut yang super aneh dan tak lazim. Bukan dengan cara meminta mahasiswa baru hadir dikampus di awal pagi, disaat kendaraan umum belum beroperasi.

Kemarin adalah pembekalan untuk OSPEK di kampus sebelah. Belum selesai pembekalan, pedagang sudah banyak menggelar dagangan atribut OSPEK dengan spesifikasi yang tepat. Saat adzan Zuhur berkumandang, pembekalan selesai dan semua mahsiswa baru keluar dari kampus. Dan lingkungan kami mendadak jadi pasar tumpah atribut OSPEK yang aneka rupa itu. Anda tidak perlu bertanya tentang harga, kita tahu sama tahulah. Namanya juga event jarang-jarang. Demand tinggi, supply terbatas. Terlebih lagi sebagian besar mahasiswa baru berasal dari luar kota, dan mereka belum mengenal lokasi sekitar. Plus pedagang menawarkan paket atribut lengkap alias mahasiswa baru tersebut terima beres.

Kemarin sore, banyak dari orang tua yang mendampingi mahasiswa baru menanyakan lokasi sebuah gedung pertemuan, ternyata OSPEK perdana diadakan di gedung tersebut. Mereka juga menanyakan angkutan umum apa yang bisa mengantar anak-anak mereka kesana sekitar pukul 05.30 WIB. Karena belum ada bis kota beroperasi pada jam itu, saya merekomendasikan naik taksi, supaya hemat, mereka patungan beberapa orang. Dan tak lupa saya katakan agar mereka memesan taksi segera.

Pagi ini saya menyaksikan muka-muka baru itu sudah lengkap dengan atribut “permintaan” kakak panitia di pinggir jalan. Ternyata banyak juga ojek dadakan yang beroperasi. Selain ojek dan taksi, ada pemilik mobil disekitar kampus yang jeli menangkap peluang. Sempat berbincang dengan mereka yang “merentalkan” mobilnya. Saya tekaget-kaget dengan tarif yang mereka tetapkan, yaitu Rp20.000,00 per orang sekali jalan!!! Padahal, kalau naik taksi sekali jalan yang bisa memuat 4 orang,rasanya argo taksi tidak akan sampai di angka 20.000 untuk perjalanan ke gedung tersebut.

Mungkin, OSPEK memang sesuatuyang sudah biasa, tapi sesuatu yang sudah biasa kalau sering kita kritisi karena kemanfaatannya yang jelas tidak signifikan, kenapa tidak kita anggap sesuatu yang patut dihapuskan atau diganti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun