Irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsure dasar musik dan tari (Jamalus, 1989). Selanjutnya Jamalus menyatakan irama dalam musik tertentu dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam irama waktu atau panjang pendeknya, membentuk pola irama, bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama.
Pulsa itu sendiri merupakan rangkaian denyutan yang datang secara berulang dan teratur yang dapat dirasakan dan dihayati dalam musik. Pulsa dapat pula terdengar atau kelihatan (Jamalus, 1989). Ketukan yang dapat didengar disebut ketukan (beat). Pulsa dapat bergerak cepat, sedang, dan lambat. Kecepatan jarak waktu bergeraknya pulsa ditentukan oleh satuan-satuan pulsa dan tempo yang digunakan. Contoh; pulsa telepon bergerak teratur sesuai temponya. Sedangkan yang dimaksudkan tempo adalah pernyataan cepat lambatnya lagu, instrumen atau vokal (Atan Hamdjo, 1989). Tempo juga dapat dikatakan kecepatan gerak pulsa dalam lagu, seperti ayunan bandulan yang panjang dalam jam dinding.
Birama atau metrum atau maat ialah ketukan – ketukan (tekanan – tekanan yang dating berulang – ulang dengan teratur dalam waktu yang sama (Atan Hamdju, 1989:26. Birama juga dapat diartikan ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa, yang pulsanya tidak, berlangsung secara berulang – ulang dan teratur (Jamalus, 1989). Penulisan birama perulangan yang satu dengan yang berikutnya dibatasi oleh garis tegak lurus yang disebut satu birama.
Membirama merupakan penyederhanaan istilah dirigen (Belanda) atau conductor dari kata conduction (Inggris) yang dapat diartikan sebagai teknik dan senu mempimpin permainan musik bersama. Secara sederhana memberima berarti memimpin atau memberi aba – aba segenap orang yang ikut menyajikan musik.
Membirama merupakan keterampilan – keterampilan yang berujud pola – pola isyarat dengan menggunakan gerakan tangan dalam memimpin sajian musik secara bersama – sama, misalnya : paduan suara arau sajian instrument, gerakan memberima berupa gerak ke atas, ke bawah, dan ke samping (vertical dan horizontal). Gerakan dapat dilakukan hanya dengan tangan dibantu tongkat.
Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan. Nada merupakan bunyi yang teratur getarannya dalam tiap detik, dapat di hitung dan tetap (tidak mengalami perubahan). Nada inilah yang di perdengarkan dan di gunakan untuk menyusun suatu lagu atau melodi, nada disebut juga laras atau not.
Notasi huruf merupakan notasi yang ditulis dengan huruf terdiri dari tujuh huruf dengan urutan c d e f g a b ditambah o (nol) untuk tanda diam. Urutan c sampai b dinamakan tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang disebut oktaf. Karena notasi huruf hanya terdiri dari tujuh buah huruf , maka untuk melanjutkan ke tangga nada berikutnya, maka penulisan huruf itu harus diulang dari c yang dibubuhi tanda strip di atasnya, begitu pula untuk turun diberi tanda strip di bawah huruf.
Contoh :
Oktaf tinggi c’ d’ e’ f’ g’ a’ b’
Oktaf sedang c d e f g a b
Oktaf rendah c, d, e, f, g, a, b,
Interval dari otasi tersebut, adalah :
c d e f g a b c’
1 1 1 1 1
Nada tersebut dapat dinaikkan nada dengan menambah is menjadi nada lebih tinggi dan dapat juga diturunkan dengan menambah es nada lebih rendah dari nada asal.
c cis d dis e f fis g gis a ais b c
c des d es e f ges g as a bes ces
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H