Mohon tunggu...
Yudi Firmansyah
Yudi Firmansyah Mohon Tunggu... -

Whatever! I LOVE INDONESIA!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Harus Menjadi Bangsa yang Produktif

11 Juni 2014   15:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:15 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumber daya alamnya, selain itu Indonesia juga kaya akan jumlah penduduknya dan Indonesia termasuk pada 3 besar urutan penduduk terbanyak di dunia. Melihat akan hal itu, sumber daya yang sangat melimpah di Indonesia baik dari sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Yang menjadi pertanyaan, apakah dengan sumber daya yang memadai bangsa Indonesia telah bisa mengekploitasi hal tersebut? Sejauh manakah masyarakat Indonesia dapat mengeksploitasi sumber daya yang melimpah ini?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah tugas bagi kita semua selaku anak bangsa. Kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dan yang menjadi suatu titik kelemahan bangsa kita sekarang ada di mana? Kembali lagi kepada sumber daya manusianya sendiri. Jumlah penduduk Indonesia sudah sangat gemuk yaitu diestimasikan sekitar 250 juta penduduk.

Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit itu ada 2 hal yang bisa terjadi di Indonesia. Pertama, dengan banyaknya jumlah penduduk kesenjangan sosial semakin tidak terkendali. Pengangguran menyebabkan tingkat kriminalitas semakin tinggi. Kriminalitas terjadi karena kebutuhan finansial yang tidak terpenuhi, semakin tingginya angka kriminalitas mencerminkan negara tersebut tidak sejahtera. Kedua, namun dengan banyaknya jumlah penduduk bangsa kita sebenarnya bisa menjadi bangsa yang produktif apabila sumber daya manusianya memiliki kualitas.

Di sini peran pemerintah sangat penting dalam usaha mensejahterakan rakyatnya. Pemerintah sudah seharusnya menjalankan program-program padat karya. Dan sudah menjadi tugas pemerintah pula untuk melaksanakan tujuan negara kita yang diantaranya adalah mensejahterakan kehidupan rakyat. Dengan belum sejahteranya rakyat berarti tujuan negara belum tercapai.

Di sisi lain kita juga selaku masyarakat Indonesia harus sadar akan hal ini. Kita juga sebagai warga negara mempunyai kewajiban untuk membantu pemerintah dalam rangka mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kita pun selaku masyarakat Indonesia haruslah benar-benar menjadi individu yang memiliki kualitas. Sebagai masyarakat, janganlah kita hanya berpikir konsumtif tapi kita harus bisa berpikir produktif.

Jangan sampai Indonesia hanya dijadikan target pasar yang empuk bagi negara-negara yang ingin memperoleh penambahan kas negaranya. Realitas di lapangan memang seperti itu, pemikiran konsumtif masyarakat Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan pemikiran produktifnya. Oleh karena itu, kita sebagai anak bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban kita untuk memajukan perekonomian bangsa ini kedepan.

Merubah mindset adalah penting, karena di awali dari mindset bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar kembali. Sampai kapan kita terus melakukan impor berbagai kebutuhan sampai kebutuhan pangan seperti beras sekalipun? Tidakkah kita malu akan hal itu, Indonesia adalah negara agraris namun beras saja harus mengimpor. Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan, jangan sampai kita memiliki ketergantungan kepada bangsa lain. Sudah saatnya kita menjadi bangsa yang Berdikari di bidang ekonomi. Sebagai anak bangsa, marilah kita semua bergotong royong merekonstruksi bangsa ini. Agar bangsa ini bisa tidak hanya menjadi sebuah bangsa yang dijadikan target pasar. Namun, kitalah yang harus menentukan negara mana yang akan dijadikan target pasar.

Idealisme harus dipegang teguh untuk memajukan bangsa ini, Indonesia adalah bangsa yang  besar dan jangan sampai segala yang terkandung di bumi pertiwi ini dikuasai oleh bangsa lain sedangkan bangsa kita sendiri tidak bisa mengeksploitasi segala hal yang terkandung di dalam bumi pertiwi. (Yudi Firmansyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun