Jokowi-JK Jelas Lebih Menguasai Permasalahan Dari Prabowo-Hatta

Menyimak debat capres yang ditayangkan malam kemarin memang menjadi penentu bagi pemilih yang belum mempunyai pilihan dan menjadi pemantap bagi yang telah memiliki pilihan. Kita semua bisa menilai pasangan mana yang lebih menguasai permasalahan bangsa dan tidak banyak salah dalam mendengar, mengambil data, dan bahkan tidak salah juga dalam memberikan pertanyaan.

Pemilih yang cerdas pasti memilih pasangan yang memang menguasai segala permasalahan yang sedang bangsa kita alami. Jokowi-Jk memberikan harapan bagi bangsa ini. Solusi yang diberikan jelas sangat nyata untuk di implementasikan. Dan apabila kita menilik pada rekam jejak  seorang Jokowi memang selalu action oriented dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.

Berbeda dengan pasangan Prabowo-Hatta yang memberikan solusi namun tidak implementatif. Pada saat debat capres malam kemarin Hatta Rajasa bicara konservasi, tapi faktanya ngotot mereklamasi daerah konservasi teluk Benoa di Bali dgn program MP3EI yang dimana Hatta Rajasa sebagai ketuanya. Hal yang ditunjukan pasangan Prabowo-Hatta memang tidak relevan dengan keadaan di lapangan.

Dengan adanya agenda program MP3EI itu hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi saja tanpa memikirkan keadaan alam yang menjadi korban dari reklamasi tersebut. Selain itu rakyat Bali pun berusaha untuk melakukan konfrontasi terhadap reklamasi yang akan dilaksanakan tersebut. Sehingga jelas bahwa visi-misi yang di sampaikan oleh pasangan Prabowo-Hatta tidak memiliki konsistensi dalam menjalakan visi-misinya.

Semoga rakyat melihat dengan mata terbuka dengan apa yang telah terjadi di lapangan. Jangan hanya teragitasi oleh bualan-bualan yang nantinya akan bisa menyengsarakan rakyat sendiri. Yang kita butuhkan sekarang ini adalah pemimpin yang tidak hanya mengobral janji yang berbicara “ingin,ingin,akan,akan” tapi realisasinya kosong. Sekarang kita butuh pemimpin yang bisa menyelesaikan permasalah bangsa yang sudah sangat kompleks. Pemimpin yang solutif dan implementatif yang kita butuhkan sekarang. (Yudi Firmansyah)