#Bangunjakarta
Kota Jakarta selayaknya seperti magnet bagi banyak masyarakat, sebagai Ibukota terakhir Indonesia saat ini, Jakarta terus bertumbuh, berbenah diri untuk menjadi Jakarta yang lebih baik. Seiring perkembangan zamannya, kota ini mengalami banyak perubahan. Dewasa ini, Jakarta dirasa telah memiliki perkembangan yang signifikan. Infrastruktur yang dirasa semakin membaik tentunya akan berdampak baik bagi penduduk Jakarta dan masyarakat sekitarnya. Namun kemajuan pesat tersebut, tak terjadi dalam waktu yang singkat.
Dengan jumlah penduduk kota yang sangat banyak, tentulah kota ini memerlukan beragam alat transportasi umum sebagai sarana untuk para penduduknya. Saat ini, kota Jakarta sudah memiliki beberapa moda transportasi yang mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitasnya, contohnya KRL, bus Transjakarta, angkutan kota (angkot), metromini, ojek. Dahulu, transportasi di Jakarta sempat menggunakan Trem sebagai transportasi alternatif, atau yang disebut dengan Trem Batavia.Â
Namun, pada tahun 1960 trem harus dihapuskan dari Jakarta atas perintah Presiden Soekarno, karena dianggap sebagai biang keladi kemacetan. Pada masa sekarang, transportasi masa berubah menjadi Bus Transjakarta yang berjalan dari tahun 2004 yang ternyata masih belum efektif menanggulangi kemacetan. Berbagai cara telah ditempuh untuk terus membenahi masalah tersebut. Salah satu upaya yang sedang berjalan adalah dengan membuat program MRT Jakarta sebagai moda transportasi alternatif baru di Jakarta. Adanya program pembangunan MRT Jakarta diharapkan bisa menurunkan tingkat kemacetan di Jakarta.
Pembangunan infrastruktur yang tengah berkembang tak lepas dari peran pemerintah sebagai penggerak dalam perubahan. Jika pemerintah tidak sigap dalam membuat perubahan, tentu saja hal-hal ini tidak akan terjadi. Sebagai salah satu contoh sederhana peran pemerintahan yang apik adalah perubahan sungai-sungai di Jakarta. Sampai sekitar satu tahun yang lalu, sungai-sungai ini lebih berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah penduduk. Hal ini diperburuk dengan adanya pemukiman liar di sekitar daerah aliran sungai. Maka dari itu, tidak heran kalau sungai meluap saat hujan dikarenakan sampah yang tidak terkontrol memenuhi aliran air.Â
Kondisi seperti ini terjadi selama bertahun-tahun, namun, dewasa ini penertiban di pinggiran sungai mulai dilaksanakan. Pemukiman liar yang terdapat disekitar sungai dialokasikan ke rumah-rumah susun yang telah disediakan oleh pemerintah lengkap dengan fasilitasnya. Setelah sudah merapikan pemukiman liar di sekitar sungai, pemerintah pun mulai membenahi sungai-sungai di Jakarta. Dinas kebersihan dikerahkan untuk membersihkan sungai dari sampah yang menggunung.Â
Dulu, semua warga Jakarta pesimis dan takut kalau sungai-sungai di Jakarta, apalagi Sungai Ciliwung yang paling parah sampah nya tidak akan bisa dibersihkan. Tetapi, setelah adanya kebijakan yang lebih baik dari pemerintah, sungai-sungai ini bersih dari sampah dan bisa digunakan sebagaimana mestinya. Tidak menutup kemungkinan, jika sungai-sungai di Jakarta sudah bersih, nantinya dapat dikembangkan menjadi area wisata lokal atau transportasi air untuk menambah daya dukung mobilisasi di Ibukota.
Semoga perubahan-perubahan positif seperti ini selalu terjadi di Ibukota tercinta, Jakarta. Tidak hanya pembangunan infrastruktur saja yang harus mengalami perubahan, tetapi masyarakat pun harus memiliki niat untuk berubah bersama menuju Jakarta yang lebih baik. Mari berharap kedepan nya Ibukota kita tercinta ini dapat berkembang, maju, dan menjadi cerminan bagi kota-kota di Indonesia atau pun di luar Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H