Mohon tunggu...
widya waty
widya waty Mohon Tunggu... -

maju jaya rukun makmur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Poko'e Jokowi

7 September 2012   13:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13470257691687889260

[caption id="attachment_197740" align="alignnone" width="640" caption="kemenyan dan bunga [sumber internet]"][/caption]Saat pundaknya ditepuk Farhan,Iksan tiba-tiba bisa melihat kubah besar yang melindungi areal rumah Ibu Tien Soeharto di Jalan Kalitan, Lawean, Solo. Kubah besar, yang semula tidak terlihat oleh mata awam Iksan itu, melindungi rumah dari lemparan berbagai benda yang diarahkan dari kerumunan massa beringas.

Peristiwa mistik di atas dialami Iksan, sekitar 14 tahun silam, ketika terjadi kerusuhan massa di Kota Solo yang memakan korbanratusan jiwa (ada data yang menyebut 200 korban jiwa, tapi data lainnya mencatat 700 jiwa). Iksan mengaku sudah lama mendengar cerita kalau Farhan (keduanya bukan nama sebenarnya atas permintaan Iksan sebagai narasumber) memiliki kemampuan di luar kewajaran. “Semacam kekuatan supranatural lah,” cerita Iksan kepada Kompasianer, Jumat, 7 September 2012.

Saat terjadinya kerusuhan Solo di pengujung kepemimpinan Soeharto itu, Iksan melanjutkan ceritanya, ia berstatus sebagai mahasiswa baru di Universitas 11 Maret, Solo. Apes baginya, kebakaran sebagai rentetan rusuh massa turut membumihanguskan kos-kosannya yang berlokasi tak jauh dari Hotel Asia di Jalan Monginsidi.

Karena kos-kosannya habis terbakar, Iksan dan beberapa mahasiswa lain, terpaksa menumpang di kos-kosan sekitar yang tidak ikut terbakar. Kebetulan ada rekan kuliah bersedia menampung di kamar kos yang cukup lega. Kos-kosan teman Iksan ini memang tergolong untuk kelas ekonomi mahasiswa yang lebih mapan. “Kos-kosan elite gitu, gak seperti kosan saya yang terbakar,” jelasnya seraya menambahkan ada keheranan banyak mahasiswa kala itu, mengapa kos-kosan elite ini tidak ikut terbakar? Padahal, bangunan di sekitarnya sebagian besar tinggal menyisakan puing berjelaga.

Dari pertanyaan itu, cerita tentang kekuatan supranatural Farhan kian merebak. Pria seumuran Iksan itu adalah anak dari Ibu A, pemilik kos-kosan elite.Siapa Ibu A? Perempuan ini memang diyakinioleh warga sekitar mampu menyembuhkan beragam penyakit. Kemampuan klenik yang menurut cerita warga, dimiliki secara turun temurun dalam keluarga mereka.

Sebagai remaja berpendidikan yang berasal dari Jakarta, semula Iksan tak percaya dengan cerita yang beredar. Iksan tak terlalu ambil pusing dengan obrolan orang tentang Kejawen berbau mistis yang banyak diyakini oleh orang-orang di kota tempatnya kuliah ini. Sampai suatu saat, ia betul-betul mengalami sendiri kekuatan supranatural yang dimiliki Farhan.

“Hanya dengan menepuk pundak saya, Farhan mampu membuat saya bisa melihat kubah itu. Bagaimana tidak percaya, saya mengalami sendiri kejadian ini,” tegas Iksan.

Tinggalkan sejenak pengalaman Iksan. Baru-baru ini, seorang ibu yang menjalankan usaha Warteg di kawasan Senen, Jakarta Pusat, mengungkapkan alasan mengapa ia dan banyak teman-teman sekampung yang sama-sama merantau ke Jakarta, mendukung Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. “Jokowi itu titisan Raja Jawa, ia bisa menyembuhkan orang sakit,” kata si ibu dengan mimik serius. “Poko’e Jokowi,” timpalnya lagi, memberi sinyal tak tertarik melanjutkan obrolan.

Bagi Iksan, sikap teguh ibu pengusaha Warteg terhadap pilihan politik hanya dengan alasan percaya Jokowi bisa menyembuhkan orang sakit, bisa saja diterima. Pasalnya, ujar Iksan, Ibu A yang orangtua Farhan, adalah saudara dari Ibu I yang istrinya Jokowi. “Jadi kalau baru-baru ini beredar kabar di masyarakat bahwa Jokowi bisa menyembuhkan orang sakit, sebenarnya, setahu saya, istri Jokowi dan keluarganyalah yang memiliki kemampuan klenik itu,” terang Iksan.

Percaya atau tidak, dunia klenik kerap kali terbukti kebenarannya. Entah hanya kebetulan, tapi fakta memang banyak orang percaya berbagai hal berbau supranatural. Semisal kepercayaan terhadap benda yang mampu memberikan sugesti. Tidak ada yang salah, negara pun membutuhkan simbol-simbol tertentu, seperti Indonesia dengan Pancasilanya sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. Barangkali, baju kotak-kotak Jokowi juga simbol yang memiliki kekuatan klenik untuk mampu menghipnotis orang memberikan dukungan? Duh…!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun