[caption id="attachment_168331" align="aligncenter" width="300" caption="Navicula di AtAmerica (foto oleh Agus Muslim)"][/caption] Tahun 2012 terbilang masih muda. Tahun yang kabarnya akan menjadi akhir dunia ini baru menginjak bulan ketiga. Namun Navicula, band grunge papan atas negeri ini, sudah dua kali mencatatkan diri sebagai pemicu crowd surfing di dua lokasi/event yang notabene terlarang untuk itu: televisi nasional dan pusat kebudayaan Amerika Serikat!
1 Maret yang lalu, dalam konsernya di acara Radio Show TVOne yang disiarkan langsung secara nasional, Navicula membuat ratusan fans-nya (yang kebanyakan adalah remaja), asyik ber-moshing ria dan crowd surfing seperti orang gila! Petugas keamanan setempat (saat itu acara masih disiarkan dari kawasan Kemang, Jakarta), tentu saja, pontang-panting menjaga agar tidak terjadi keributan.
Keributan apa? Bukankah moshing dan crowd surfing merupakan bagian tak terpisahkan (dan sangat menyenangkan) dari grunge?
Tiga minggu kemudian, tepatnya pada 24 Maret 2012, Navicula kembali menebar sihirnya. Kali ini dalam sebuah konser tunggal di AtAmerica, Pacific Place Jakarta. Pusat kebudayaan Amerika Serikat berbasis teknologi tinggi pertama di dunia itu akhirnya jadi saksi bagaimana energi lagu-lagu Navicula memang terlalu asyik untuk sekedar dinikmati sambil duduk manis dan menganggukkan kepala.
No way! Lagu-lagu mereka (memang seolah) tercipta untuk headbanging, moshing, crowd surfing, dan stage diving, man!
Ratusan fans mereka yang malam itu hadir di AtAmerica tentu setuju. Terbukti mereka segera berhamburan ke bibir panggung dan langsung tenggelam dalam moshing serta crowd surfing ketika Robi 'mengundang' di lagu terakhir, yang merupakan encore dalam konser tunggal tersebut.
Geliat grunge lokal tahun 2012 ini dibuka dengan konser Besok Bubar, Alien Sick, dan Konspirasi dalam event peluncuran edisi terbaru majalah musik nasional Rolling Stone Indonesia diawal tahun.
Konspirasi, band grunge baru berisi wajah-wajah lama, melanjutkan gebrakannya dengan menggelar konser rock besar-besaran bersama Gugun Blues Shelter dan Seringai di Surabaya serta meluncurkan album perdananya. Sayang, sampai hari ini album tersebut belum bisa diperoleh di toko-toko musik biasa karena masih dijual dalam paket khusus.
Bersama Navicula, Konspirasi menjadi dua band grunge lokal yang sudah menunjukkan taringnya di Radio Show TVOne, satu dari segelintir acara musik di televisi nasional yang menampilkan musisi serta penonton sungguhan. Kabar burung menyebutkan bahwa Cupumanik, band grunge asal Bandung akan jadi yang selanjutnya diawal April mendatang.
Geliat grunge lokal tersebut, yang kini membesar menjadi riak gelombang, diramaikan juga dengan peluncuran Lomba Blog PJID 2012 bertemakan grunge/Pearl Jam. Sebuah upaya untuk memperkaya literatur tentang grunge/Pearl Jam yang, sejujurnya, masih sangat menyedihkan di negeri ini.
Info lengkap tentang lomba yang akan berlangsung hingga 30 April 2012 tersebut (syarat, hadiah, dan ketentuan teknis pelaksanaannya) dapat dibaca disini: http://pearljamindonesia.com/2012/03/lomba-blog-pj-id/
Dengan semua gebrakan awal tahun itu, apakah memang benar grunge kembali mendapat tempat yang tinggi di negeri ini? Ataukah itu hanyalah fenomena sesaat yang dengan mudah akan segera memudar?
Jika melihat geliat di tingkat akar rumput, dimana sel-sel grunge lokal se-Indonesia tengah menyiapkan sebuah festival besar bertajuk “Rockotorfest: Grunge Strikes Back!”, rasanya memang grunge benar-benar serius menghidupkan dirinya kembali.
Ya, siapkan diri kamu untuk menikmati tahun yang akan dipenuhi gejolak musik unik dan super asyik bernama grunge!
