Diantara glam rock yang dibawakan dengan genit oleh Joni Kemon dan serbuan intimidatif metal parah yang dimuntahkan Gigantor serta Oracle, Perfect Ten masih sanggup berkelit dan memanaskan suasana dengan 6 lagu katalog ’90-an dari Pearl Jam. Tidak membakar, memang. Tapi cukuplah untuk menyampaikan pesan bahwa musik bagus yang dimainkan dengan bagus akan mendapat respon bagus. Halah!
Why Go, Evenflow, Animal, Black, Alive, dan Jeremy meluncur mulus. Memberi dimensi baru pada acara yang sungguh bernuansa militan semalam, dimana para headbangers berkeliaran dalam kostum gelap bergambar Metallica, Slayer, Megadeth, Iron Maiden dan beberapa band metal lainnya yang sungguh bagaikan berasal dari dunia lain. Setidaknya bagi saya, yang memang tidak bisa dikatakan mencintai metal lantaran hanya nyambung dengan teriakan lantang Hetfield dan gerutuan merdu Mustaine.
Malam itu Perfect Ten manggung tanpa Nito dan Dedot.
Febie Bittertone menggantikan peran Nito mengurusi porsi lead guitar. Kali ini ia mengenakan perpaduan t-shirt, jas informal berwarna gelap, lengkap dengan jins serta sepatu kets, dan terlihat sedikit mirip dengan John Mayer. Dan permainan gitarnya, sungguh aduhai!
Arie dan Ino, seperti biasa, akur dan mesra di sudut mereka sendiri.
Irsya menggebuk drum sembari cengengesan. Bukan hal baru, tentu saja.
Hasley, setelah lulus ujian mengatasi intimidasi para Eddie-nya Indonesia di The Rock tempo hari, sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran sosok-sosok metal dalam balutan kostum kegelapan. Dengan lugas, dan luwes, dia meledakkan paru-parunya dan meloncat kesana-kemari.
Niken, si anjing rabies yang menemukan rumahnya dalam acara ultah milis PJId di Teras Cafe Jumat lalu, hadir setelah kabur dari resepsi pernikahan seorang teman. Berbekal rokok dan semangat yang luar biasa, cewek lulusan Ekonomi UI angkatan 2002 ini jingkrak-jingkrak sepanjang Perfect Ten beraksi. Palupi, Nilam, dan (terutama) Dinar, rasanya kalian mempunyai teman baru lagi!
Malam itu, saya, Dhia, Niken, Novi, dan Perfect Ten bagaikan pasukan Sparta pimpinan raja Leonidas yang hanya berjumlah 300 orang, berhadapan dengan bala tentara Persia pimpinan kaisar dunia Xerxes yang jumlahnya ratusan ribu orang. Bedanya, tak satupun dari kami yang mati. Alih-alih musnah, kami malah menemukan satu lagi lost dog yang rasanya cukup saraf.
Si lost dog, yang lagi-lagi tidak saya ingat namanya (kali ini karena memang tak sempat berkenalan), dengan nekat merebut mik dari Hasley dan menyanyikan bagian akhir dari Black. Lebih gila lagi, akhirnya dia benar-benar naik panggung dan menghabiskan nyaris seluruh porsi dari Alive.
Di penghujung aksi thriller-nya, si lost dog berkata kepada audiens: “Gila, udah lama banget gua gak denger Pearl Jam dimaenin...” Boy, you are not alone! Guaranteed...