Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2011: Revrockative - Batu Pertama

1 Mei 2011   05:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_105400" align="aligncenter" width="300" caption="Poster Revrockative - ilustrasi oleh ISI"][/caption] Jam dua pagi. Menumpang motor Ikhwan, kami melaju meninggalkan kawasan Kemang yang dini hari itu dipenuhi ribuan orang bodoh pecinta macet. Angin dingin menanggalkan kabut Arak Bali, Whiskey, dan Tequila di kepala. Menyisakan kenangan akan pagelaran grunge pertama di 2011 ini, yang sudah usai 5 jam sebelumnya. Revrockative. Revolusi Rock Alternative. Bukan konser grunge terhebat yang pernah saya lihat. Tapi cukuplah menjadi penanda dimulainya sebuah gerakan yang akan terus menggelinding entah kemana. Sebuah gerakan perlawanan terhadap payahnya kreativitas industri musik negeri. Perlawanan yang mungkin saja berakhir dengan kematian kita semua. Saya datang terlambat. Memasuki The Rock, beberapa menit sebelum malam menghampiri, saya hanya kebagian satu nomor Revenge The Painful. Bersama seorang gitaris tamu dari Betrayer dan vokalis tamu berkepala super plontos, Jesy Alien Sick, mereka membawakan Man in The Box-nya Alice in Chains. Keren! Berikutnya adalah cewek-cewek berkepala batu. The Holers. Dibantu oleh Melanie Subono dan Tere, keduanya bergantian menjadi vokalis tamu, mereka menyuguhkan grunge yang memberi nuansa baru. Sejujurnya, kesegaran seperti ini sangat dibutuhkan oleh kita semua. Kehadiran perempuan cantik di panggung yang memainkan musik rock dengan keren, diantara sekian crowd surfing dan moshing yang melelahkan, rasanya seperti mereguk air dingin dalam perjalanan melintasi gurun pasir, hehehe... Alien Sick tampil, menyuguhkan materi dari album kedua mereka yang akan segera diluncurkan. Muak, Terminal Khusus, Nihil, dan Teri Kampung menghantam. Nihil, yang beberapa waktu lalu sempat saya dengar versi albumnya di rumah Pronky, basis Alien Sick, dalam sesi curi dengar bersama beberapa kawan, di panggung Revrockative ini kehilangan nuansa akustiknya. Dan saya, yakin 100%, lebih menyukai versi yang kental nuansa akustiknya itu. Materi favorit saya sih, setidaknya dari segi chorus yang catchy dan lirik yang tajam, adalah Terminal Khusus. Sebuah lagu bertempo sedang dengan lirik yang lumayan saraf: “Kadang diperkosa... Kadang dipenjara... Kadang dipidana... Matiii!!!” Malam itu Cupumanik jadi yang paling heboh. Grunge Harga Mati, yang MP3 dan video clip-nya dibagikan ke penggemarnya secara cuma-cuma melalui internet, mendapat respon sangat positif dari audiens. Bersama mereka berlompatan dan meneriakkan chorus dengan semangat: “Grunge... Grunge... Harga mati! Kami besar dan membakar!” Che, yang malam itu mengenakan baju seperti dalam clip Grunge Harga Mati, selain bernyanyi juga memegang gitar. Tentu saja permainannya tidak selihai Rama, gitaris mereka yang mengundurkan diri, namun malam itu hadir di balik layar membantu tata suara Cupumanik. Maha Rencana, Pesan dari Surga, hingga Siklus Waktu meluncur. Yang terakhir itu Kawan, itu pantas disebut sebagai lagu yang sangat bagus! Besok Bubar jadi pamungkas. Sesuailah dengan judul lagu yang kemudian mereka bawakan: Senjata Pemusnah Massal. Lagu tentang kiamat yang berbau metal pekat. Setelah sebelumnya Alice in Chains dan Smashing Pumpkins dimainkan oleh performer lain, kali ini giliran School-nya Nirvana yang disuguhkan Besok Bubar. Saya duga sih, ini pemanasan mereka sebelum Jumat, 28 Januari 2011 nanti, menghantam MU Cafe dengan serangkaian nomor milik Nirvana, dalam pagelaran tribut yang digagas oleh Mustang FM. Hmmm... Curi start! Coklat, lagu baru yang menyindir kelakuan Polisi lalu-lintas di jalanan Jakarta, sebuah materi baru yang akan masuk ke album kedua Besok Bubar, malam itu turut mengudara. Terdengar lebih lembut dibanding kebanyakan lagu mereka yang lainnya. Tahun 2011, seperti sudah berulang kali saya tulis, akan menjadi tahun yang sibuk bagi grunge Indonesia. Cupumanik, Alien Sick, Besok Bubar, dan Navicula, empat entitas musik yang terus setia berkarya dalam koridor grunge, sudah menyiapkan materi-materi segar. Sebagian kecil malah sudah diluncurkan secara bertahap. Seperti embun yang menetes dari retakan batu di gurun pasir, karya-karya itu merembes pelan. Menetes, membasahi tenggorokan pecinta grunge yang semakin haus tercekat. Kelompok kecil yang sudah sekian tahun sekarat menghisap udara beracun musik industri. Kelompok kecil yang tak pernah berhenti melawan. Gerombolan kepala batu yang kian membesar dan sebentar lagi akan menendang pantat korporat musik negeri ini, hahahaha!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun