Mohon tunggu...
Wuri Haswa Lalita
Wuri Haswa Lalita Mohon Tunggu... -

saya hanya ingin mencerdaskan anak bangsa dan ingin melepaskan mereka dari krisis moral

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dirinya Kini Mengisi Hariku

10 Januari 2012   12:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak ada yang menyangka bahwa dirinya kini hadir didalam hidupku. Berawal dari sebuah ruangan kelas dalam sebuah sekolah menengah atas, di mana pada saat itu aku sama sekali tidak mengenal dirinya. Dia laki-laki yang berbeda, secara fisik dia tidak sempurna untuk seorang laki-laki yang diidamkan bisa dibilang tidak menarik. Awalnya aku sama sekali tidak menaruh hati kepadanya, karena pada saat itu aku sudah memiliki pacar. Namun, tidak lama pacar yang saat itu aku sayang malah balik menyakitiku, entah apa salahku terhadapnya. Hingga tiga bulan lamanya aku mencoba sendiri, bermaksud lebih fokus kepada pelajaran. Entah menurut saya pacaran itu penting atau tidak, namun untuk seorang anak yang merasa kurang perhatian mungkin itu penting. Hal itu lah yang membuat saya tidak pernah betah bila tidak mempunyai pacar.

Entah ada angin apa ada seorang teman laki-laki saya yang memberi tau saya bahwa dia menyukai saya. Namun saya tidak percaya begitu saja, karena hal seperti itu bisa juga sebagai bahan bercandaan. Setiap hari dikelas hanya ejekan dari teman-temanku yang menyertai pelajaran dikelasku. Hingga membuat diriku merasa tidak nyaman dan akhirnya aku marah sekali. Dan aku sangat menyesal pernah berkata  "mana pantas dia pacaran sama gw,nyadar dong!!!" apakah begitu jahatnya aku yang telah berkata seperti itu, dan sebegitu angkuhkah aku terhadap dirinya. Setelah perkataan itu keluar dari mulutku beberapa hari kedepan tidak ada yang mengejeku lagi.

Pada suatu malam tanpa disangka dia mengirim sms ke aku. Aku hanya menanggapinya dengan dingin karena dia sms hanya sekedar meminjam buku catatan matematika saya. Hingga besoknya dia meminta buku itu namun memang sengaja aku tidak bawa, karena besoknya ada ulangan matematika. Aku kira dengan tidak meminjamkan catatan itu dia akan berhenti mengirim sms kepada ku. Namun dia malah semakin rajin mengirim sms, entah itu sekedar menanyai aku sedang apa. Aku kadang hanya menaggapinya dengan acuh tak acuh.Hubungan kami semakin dekat ketika akan diadakannya perpisahan kelas. Pada waktu itu wali keasku meminta bunga anggrek supaya dapat selalu dikenang. Salah satu teman laki-laki dan perempuan dikelasku sengaja mengajak aku mengantarnya untuk membeli bunga itu. Pada waktu itu dia adalah ketua kelas dan dia lah yang bertanggung jawab atas apa yang akan dilakukan pada acara perpisahan kelas. Akirnya, karena aku berfikir itu merupakan tugas kelas aku pun ikut mengantarkan membeli bunga tersebut. Dari sini lah awal kedekatan kami. Setelah membeli bunga kami berempat sengaja main kerumah teman perempuan yang tadi ikut membeli bunga. Dia terlihat selalu memperhatikanku, dan kedua temanku terus meledekku. Entah kenapa hatiku menjadi deg-degan dan rasanya dingin sekali. Kalau disuruh mengaku akau menyukainya?pada saat itu aku belum juga menyukainya.

Acara penutupan kelaspun berlangsung, dan aku tidak tau harus kerumah wali kelasku dengan siapa? Pada saat itu ada seorang teman laki-laki yang ingin bareng dengannya. Namun dia menolak dan berkata bahwa dia akan bareng dengan diriku. Dan dia pun menghampiri diriku yang berdiri di depan. Selama perjalanan kami hanya terdiam. Hingga sampai dirumah wali kelasku. Kejadian ejekan yang sudah lama tidak terdengar kini terdengar kembali. Hal itu dikarenakan secara tidak sengaja kami memakai warna baju yang sama. Ejekan bercandaan itu terus mengisi suasana rumah wali kelas kami hingga acara selesai. Kami pulang bersama lagi seperti waktu berangkat kami hanya terdiam hingga aku meminta untuk diturunkan d pinggir jalan yang lebih dekat menuju rumahku. Tentu saja aku tidak cukup berani uuntuk meminta diantarkan kerumah.

Malamnya ketika dia sudah sampai rumahnya, dia langsung sms aku dan kami pun smsan sampai malam. Tanpa diduga dia menanyakan sebuah pertanyaan yang membuat hatiku bergetar. Dia berkata "mungkin gw ga bisa bikin kata-kata indah. Namun gw yakin ini yang lebih indah dari semuanya. Mau ga lo jadi cewe gw?" aku hanya terdiam dan tidak bisa menjawab apa-apa. Yang aku pikirkan saat itu adalah apakah dia akan menyakiti diriku seperti pacarku yang dulu? Namun, ada kepercayaan yang muncul dihatiku pada saat itu. Akhirnya kami pacaran tanpa ada yang tau.

Namun, itu tidak berlangsung lama. Ingat pepatah "bangkai yang disembunyikan pasti akan tercium baunya" satu per satu temanku pun mengetahui tentang hubungan kita. Karena sudah beberapa kali mereka melihat kami sedang naik naik motor bareng setelah pulang sekolah. Padahal janjian naik motornya pun jaraknya umayan jauh dari sekolah kami. Setelah mereka mengetahui hubungan kami, karena kekurangan pacarku itu mereka malah tambah mengolok-olok kami. Ada oarng yang berkata "Dia mendapatkanku bagaikan anugrah, namuun Aku mendapatkannya bagaikan musibah" banyak cemohan yang yang dilontarkian uuntuknya. Aku pun menjadi berfikir apakan orang yang baik seperti dia tidak pantas untuk merasakan pacaran seperti anak yang lainnya? Apakah karena dia jelek dia tidak boleh mendapatkan cewe yang dianggap cantik atau lebih? Yang aku pikirkan hanya COBA MEREKA MENJADI DIRINYA APAKAH AKAN KUAT? Aku terkagum dengan dirinya dibalik kekurangannya itu ternyata dia memiliki sifat yang sabar dalam menghadapi ejekan tersebut. Pernah aku bertanya apakan dia marah dibilang jelak? dia hanya menjawab "setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, memang ini lah kekurangnku ". Namun menurutku dia mempunyai hati yang bila diibaratkan manusia adalah ganteng sekali. Sampai saat ini dialah yang mengisi hatiku dengan segala kekurangan yang dia miliki. Dari dialah aku belajar menerima seseorang apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun