Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bukan Sepia dan Lelaki yang Kalah

9 Desember 2021   21:51 Diperbarui: 12 Desember 2021   22:30 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lelaki pergi dengan sepedanya. (sumber: pixabay.com/Skitterphoto)

"Bunda, aku sudah kirim honorku ya, coba di chek".

"Peluk cium dari papa buat anak-anak ya"

"Aku sebenarnya mau video call sama anak-anak. Tapi kalau sudah tidur ya sudah, besok lagi, jangan dibangunin, kasihan mereka". 

Mendengar percakapan itu saya bisa mengambil kesimpulan. Jarno sudah berkeluarga dan sepertinya seorang ayah yang baik dan suami yang setia. 

Setiap malam, Jarno selalu menelpon seseorang. Sepertinya selalu saja wanita. Tetapi saya yang selalu mendengar percakapan Jarno di telpon itu merasa ada yang aneh. 

"Sayang, aku sudah kirim uang buat anak-anakmu. Belikan lah yang mereka minta. Kasihan anak-anakmu. Sudah lama mereka minta khan?"

"Mantan suami, ayah anak-anakmu masih ngirim uang?"

" Tidak pernah? Memang keterlaluan. Ya sudah aku dah kirim tuh, pakai saja untuk keperluan anak-anakmu"

Begitu kata Jarno bicara dengan seseorang di telpon itu. Saya pastikan, malam itu Jarno menelpon seorang wanita yang lain. Jelas bukan istrinya, yang malam sebelumnya saya dengar. 

Tapi saya masih diam-diam saja. Walaupun sebenarnya kepo sangat ingin tahu. Dua malam berturut-turut Jarno menelpon dua orang wanita yang berbeda. 

Yang pertama malam kemarin itu, saya yakin istrinya. Tapi yang semalam saya yakin wanita lain. Gila!! Jago bener si Jarno. Pikirku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun