Namun para sahabat Kers mesti bertanggungjawab, kalau sudah mengusulkan, logikanya juga akan memilih atau vote saya...hehehehe.
Bagi saya yang tidak pernah menyangka ini, masuk nominasi saja, sudah berasa menjadi pemenang.
Kebanggaan dan kehormatan untuk saya yang merasa harus lebih konsisten lagi untuk tetap di jalur arkeologi. Ruang sepi yang tak ramai tepuk tangan.
Arkeologi, bidang sunyi namun ternyata ada yang menanti dan bisa menikmati. Ibarat wisata, sebagai Kers, saya berusaha dan mencoba menulis masa lalu dengan cara kekinian.
Menulis tentang bangunan tua, dengan cara restoran cepat saji. Gurih dan renyah. Tanpa harus terlalu lama mengunyah dan sekali telan.
Meskipun faktanya, bahasa baku, kaku dan mungkin kering, kadangkala masih tak terhindarkan.
Apalagi kalau sudah menyisipkan istilah-istilah tertentu dalam keilmuan arkeologi, pasti kesan kaku semakin kental.
Untuk menghilangkan kesan itu, saya pun belajar menulis fiksi. Tujuannya adalah agar saya semakin terbiasa menulis artikel arkeologi dengan cara yang lebih populer, santai dan ringan.
Akhirnya, sambil menulis artikel arkeologi, saya pun sering pula menulis cerpen dan terutama puisi. Arkeologi dan puisi mengantar saya masuk nominasi untuk kategori BiCJs.
Bagi saya ini lompatan tinggi, membuat terbang, bangga dan sebuah kehormatan. Tanpa harus euforia.
Meski demikian dalam batas-batas tertentu ini bisa menjadi beban sekaligus pencapaian klimaks.