Percakapan diriuhkan oleh perdebatan
Tentang kursi dan pakaian
sedang kita hanya menganga kebingungan
sedikit uang dan gagap membincangkan kepastian
Perdebatan dipertontonkan di halaman
sedang isi rumah berantakan
walau disamarkan
namun, akhirnya tampak terburai
karena pintu dan jendela terbuka lebar
Perdebatan sudah dari mula-mula
berkabar tentang semua hal yang takada
tapi kita terlanjur percaya pada dua hal
Kebenaran dan keberpihakkan
padahal keduanya samar. Kecuali rasa hambar
semakin terasa di mulut kita. Terlanjur lidah
mengecap kata-kata yang takada guna
Dalam rumah kita. Percakapan dilahirkan
Namun perdebatan yang dibesarkan
Hanya karena kursi yang tak cukup
dan pakaian yang tak genap. Lalu, saling menarik
mengulur. Dan kita semakin riuh dalam kebingungan
Orang-orang menonton di luar halaman
Sesekali ada yang mencuri kesempatan.
Mencabut pagar dan tanaman. Lalu diam-diam
dibawa pulang. Satu-satu tanaman hilang
pagar halaman kita lengang.Tapi kita masih
tak sadar. Karena sibuk membesarkan perdebatan
yang tak punya hari lahir dan nama depan
Kapan berakhir?
Takada akhir, kira-kira. Kursi masih tak cukup.
Pakaian masih tak genap. Kita lupa melahirkan
dan membesarkan tanaman. Dan semua yang
menghidupi, juga menggenapkan.Â
Kita masih sibuk meriuhkan perdebatan
yang dilahirkan orang-orang di luar halaman
yang menonton dan melempar senyuman
sambil mencuri waktu, mengambil tanaman
dan pepohonan di halaman rumah. Dan kita
tak juga sadar. Isi rumah berpindah tangan
dan kita akan menumpang di halaman
 ****
Mas Han. Manado, 16 Oktober 2021
Â