Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tetes Embun di Senja Terakhir

22 Juli 2021   19:45 Diperbarui: 27 Juli 2021   15:40 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi : Tetes Embun di Senja Terakhir. Sumber: Dokumen Pribadi

Tetes Embun di Senja Terakhir           
Karya : Ayu Diahastuti dan Mas Han

#1

Salam kepada Tuanku, ya Raja,   
kumohon lihatlah sekejap saja,

lihat, aku membawa sekumpulan embun,
yang menetes dari awan yang rimbun,
kukemas dalam botol kesabaran
yang Tuanku beri kala menunggu malam 

juga kubawa sekerat roti berisi lembar cerita pagi, 
kubungkus dengan sebuah mimpi, 
yang sangat kau gemari

penilik masa,
senja adalah perantara
pengantar tahta siang yang purna usia
senja adalah perantara,
penjemput malam mengenakan kaginara

kuharap kau tidak meminta sebuah kata,
untuk menutup setiap alenia,
sebab padaku tiada lagi sisa tinta,
untuk menggoreskan senja pada namamu,
ya tuanku raja...

#2

Wahai ratu, aku rela menunggui
malam demi malam
Mengumpulkan bulir-bulir embun
yang kau simpan dalam ranum senyummu.
Dan akan kusemai di kedalaman batinku,
agar tenang.

Juga akan menyimpan cerita pagi kita,
agar menjadi kisah yang merdu
pada mimpi- mimpiku di setiap malam,
ya ratu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun