Kepada angin kukabarkan, akulah pagi yang membangunkan matahari, dari tidur lelapnya di ranjang awan di nirwanaÂ
Akulah pagi, yang sedari malam menjaga rembulan untuk mengantarnya ke pembaringanÂ
Pagi adalah aku yang menyisakan embun semalam, berbisik rindu lalu mengantarnya pada perjalanan yang memburu
Pagi yang selalu menatap cakrawala di timur, beraura jingga karena berkas purnama yang masih tersisa.Â
Pagi adalah perjalananku dalam derap langkah mengawali waktu, lalu mengapit anak sungai dan melepasnya ke muaraÂ
Aku adalah pagi itu, yang memancarkan sinar ke dalam pelupuk mataku agar menatap perjalanan penuh cahaya.Â
Dan bukit-bukit yang hijau, lembah, dan telaga semuanya berseri-seri karena kusemai matahari, dan kualaskan pada kakiku sepanjang perjalanan.Â
Pagi yang masih menyimpan mimpi semalam dalam rindang pohon dan purnama yang paripurna.Â
Menitipkan cahaya hingga pagi, dan menyambut hari penuh liku, juga bersiap menerjang debu jalanan di terik siang nanti.Â
Namun pagi tetap saja matahari, juga tepian senja, cakrawala dan semua cahaya dan warna yang menyatukan.Â
Karena pagi adalah perjalanan, juga  semua hal tentang rencana dan gairah yang menjanjikan.Â