Jadi menjadi peneliti itu sebuah karir yang memiliki keuntungan ganda, bahkan berlipat-lipat.Â
Pertama, peneliti melakukan pekerjaannya sebagai peneliti, seperti halnya hobi yang dibayar. Apalagi peneliti arkeologi. Seorang arkeolog melakukan penelitian, adalah seperti kegiatan hangout atau berwisata sambil bekerja.Â
Kedua, dalam setiap kegiatan penelitian, seorang peneliti arkeologi pemerintah mendapatkan anggaran penelitian yang tidak sedikit. Anggaran penelitian yang tidak sedikit itu juga termasuk biaya perjalanan dinasnya. Keuntungan finansial ini tentu didapatkan oleh setiap peneliti di luar pendapatan rutin gaji dan tunjangan bulanan.Â
Ketiga, keuntungan peneliti sekaligus secara otomatis memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis. Menulis karya tulis ilmiah, bagi peneliti memiliki keuntungan finansial. Hampir seluruh jurnal-jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, menyediakan honorarium bagi penulis atau konstributor.
Menjadi seorang peneliti sekaligus dapat mengembangkan karir kerja sampingan sebagai penulis. Sudah saya sampaikan, bahwa dengan menulis karya tulis ilmiah, seorang peneliti dapat keuntungan finansial honorarium dari publikasi ilmiahnya.
Jika karya tulis ilmiah dirasakan pekerjaan yang berat dan monoton, seorang peneliti bisa mengembangkan diri menulis buku-buku populer dari hasil penelitiannya.Â
Hal ini juga akan mendapat keuntungan finansial, karena penulis mendapat royalti dari penerbit. Bahkan pada beberapa lembaga pemerintah, dari urusan hononarium dan biaya penerbitan disediakan, yang penting penelitinya memiliki bahan untuk ditulis dalam buku.Â
Begitu menguntungkannya bekerja sebagai peneliti, ia bisa mendapat gaji dan tunjangan bulanan sebagai peneliti yang bekerja di lembaga pemerintah, sekaligus keuntungan finansial lainnya sebagai penulis, menulis atas apa yang dihasilkan dari kerja-kerja penelitiannya.Â
Dalam tulisan saya sebelumnya di Kompasiana, "Peneliti Bekerjalah dengan Hati" saya sudah katakan hari-hari ini para peneliti, banyak diberi kemudahan, meskipun berbagai persyaratan peneliti itu juga semakin tinggi tingkat kesulitannya. Itu semua proporsional, sebanding dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.Â
Fasilitas apa itu? Anggaran penelitian, semakin hari semakin meningkat jumlahnya, walaupun tingkat persaingan atau kompetisi juga semakin ketat. Namun selama tiga tahun belakangan ini, meskipun kompetisi penelitian arkeologi terbuka untuk arkeolog di luar lembaga penelitian pemerintah, namun kemudahan untuk mengakomodasi kebutuhan internal tetap diperhatikan.Â
Oleh karena itu peneliti tidak bisa lepas dari tuntutan tanggung jawab. Tuntutan menulis karya ilmiah, sebenarnya harus dipahami pula sebagai keuntungan bagi peneliti, bukan sebagai sebaliknya menjadikannya beban.Â